Selamat Datang

Belajar Ilmu Gulma merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran belnded learning mata kuliah Ilmu Gulma bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog ini merupakan pembaruan dari blog mata kuliah Ilmu Gulma sebelumnya, yang digunakan untuk mendukung pembelajaran blended learning sampai pada semester ganjil 2017/2018. Sejak semester ganjil 2020/2021, blog ini dimodifikasi untuk melaksanakan pembelajaran secara daring penuh. Silahkan kunjungi blog lama untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan yang akan diberikan melalui blog baru ini. Seluruh mahasiswa peserta kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman Semester Ganjil Tahun 2021/2022 wajib melakukan registrasi mata kuliah secara daring (online) dan memeriksa hasil registrasi. Silahkan menjelajah dan membaca. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Senin, 04 November 2019

5.2. Sarana dan Prasarana Pengendalian sebagai Tindakan Perlindungan Tanaman terhadap Gulma

Pada Kegiatan Belajar 1 telah diuraikan bahwa pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara dan teknik pengendalian. Untuk melaksanakan pengendalian gulma dengan menggunakan cara dan teknik yang sudah diuraikan tersebut, diperlukan sarana pengendalian sebagaimana diatur pada Pasal 4 PP No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman, bahwa ‘Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan menggunakan sarana dan cara yang tidak mengganggu kesehatan dan atau mengancam keselamatan manusia, menimbulkan gangguan dan kerusakan sumberdaya alam dan atau lingkungan hidup.’ Selanjutnya Pasal 12 PP yang sama menyatakan ‘Sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan dalam rangka perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 berupa: (a) alat dan mesin, (b) musuh alami, dan (c) pestisida.’

Uraian
Sebagaimana telah disoroti pada Modul 4, peraturan perundang-undangan dalam bidang perlindungan tanaman memang mempunyai banyak kerancuan yang membingungkan. Pada bagian ini kembali dihadapi kerancuaan yang tidak masuk akal dan oleh karena itu membingungkan. Pada Pasal 10 Ayat 2 disebutkan bahwa pengendalian OPT dilakukan dengan menggunakan cara-cara fisik, mekanik, budidaya, biologi, genetik, kimiawi, dan/atau cara lain yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Penggunaan cara-cara ini tentu saja memerlukan sarana bukan hanya alat dan mesin,musuh alami, dan pestisida. Pengendalian fisik memerlukan bahan bakar, baik kayu bakar maupun bahan bakar minyak, pengendalian budidaya memerlukan benih, pupuk, air irigasi, dsb., pengendalian kimiawi memerlukan ajuvan, pengendalian hayati dengan bioherbisida juga memerlukan ajuvan, dan pengendalian genetik memerlukan tanaman yang resisten terhadap kemampuan bersaing gulma. Pengendalian gulma, sebagaimana juga pengendalian OPT lainnya, memang memerlukan sarana lebih daripada yang disebutkan pada Pasal 12 PP No. 6 Tahun 1995. Uraian pada kegiatan belajar ini dibatasi pada sarana yang disebutkan pada pasal tersebut, tetapi bukan berarti bahwa sarana yang diperlukan dalam pengendalian gulma benar sebagaimana yang diatur pada pasal tersebut.

Herbisida merupakan sarana pengendalian gulma secara kimiawi. Herbisida mempunyai bahan aktif sebagai bahan yang beracun bagi gulma yang dalam memformulasikannya dan mengemasnya menjadi nama perdagangan tertentu dicampur dengan bahan tidak bereaksi lain. Setelah herbisida diaplikasikan dengan terlebih dahulu menggunakan zat pembawa tertentu dan dengan teknik sebagaimana yang telah diuraikan pada Kegiatan Belajar 1, bahan aktif berentuhan dengan permukaan gulma, diserap, ditranslokasikan, dan dimetabolisme sehingga sampai pada tempat kerja herbisida dalam proses metabolisme gulma. Formulasi herbisida dapat digolongkan menjadi formulasi cair dan formulasi padat, masing-masing dengan sejumlah nama formulasinya.

Tabel 5.5. Golongan dan nama formulasi herbisida kimiawi
Golongan Formulasi Nama Formulasi Sing-katan Keterangan
Cair Emulsifiable Concentrate EC An emulsifiable concentrate concentration formulation usually contains one or several petroleum solvents and an emulsifier that allows the formulation to be mixed with water to form an opaque or milky emulsion (water containing small droplets of oil). Active ingredients that are not soluble in water are often formulated as emulsifiable concentrates.
Flowable F/FL Contain active ingredients of insoluble solids, in which the finely ground active ingredients are mixed with a liquid, along with inert ingredients, to form a suspension (finely ground solids suspended in a liquid system). Flowables are mixed with water, along with emulsifiers, to form a concentrated emulsion. The particles are smaller than those of a wettable powder. They require only moderate agitation and seldom clog spray nozzles if mixed thoroughly and agitated properly. 
Water-Soluble Concentrates S Contain active ingredients that dissolve readily and form a true solution when mixed with the appropriate carrier designated on the label. Once the solution is dissolved in the spray carrier, no further mixing or agitation is required. There are, however, a limited number of herbicides being formulated as solutions. They require wetting agents for maximum foliar activity.
Ultra-Low-Volume Concentrates ULV May approach 100% active ingredient. They are designed to be used as is or to be diluted with only small quantities of specified solvents. These special purpose formulations must be applied with highly specialized equipment. The advantages and disadvantages of liquid concentrates are similar to those of emulsifiable concentrates.
Invert Emulsions Contain a water-soluble pesticide dispersed in an oil carrier, as opposed to regular emulsions, in which water contains small droplets of oil. Invert emulsion concentrations have the consistency of mayonnaise and require a special kind of emulsifier that allows the pesticide to be mixed with a large volume of petroleum carrier, usually fuel oil. When applied, invert emulsions form large droplets that do not drift easily. 
Microencapsulated formulations Consist of dry and liquid pesticide particles enclosed in tiny plastic capsules which are mixed in water and sprayed in the same way other liquid formulations are. After spraying, the capsule slowly releases the pesticide. The encapsulation process can prolong the active life of the pesticide by providing timed release of the active ingredient. 
Padat Granular G formulations are produced by applying a liquid formulation of the active ingredient to particles of absorptive materials such as clay, corn cobs, or walnut shells. The active ingredient either coats the outside of the granules or is absorbed into them. The amount of active ingredient is relatively low, usually ranging from 1% to 15%.
Wettable Powders WP/W Dry, finely ground formulations that resemble dust. Unlike dusts, however, they contain wetting and dispersing agents. Wettable powders usually must be mixed with water for application as a spray. Many can be directly dispersed in water, but the usual recommendation is that they be mixed with water to form a slurry prior to introduction into the spray tank. A few products, however, may be applied either as a dust or as a wettable powder - the choice is left to the applicator.
Soluble Powders SP As in WP, but the  particles do not dissolve in water. They settle out quickly unless constant agitation is used to keep them suspended. Wettable powders are among the most widely used formulations because they offer many advantages. Most WPs are used as soil treatments; however, sometimes they are used on foliage.
Dry Flowables atau Water-Dispersed Granulars DF, WDG Like wettable powder formulations, except the active ingredient is prepared as granule-sized particles. Water-dispersible granules must be mixed with water to be applied. They can be introduced into the sprayer tank without making a slurry first. They disperse without clumping and, in contrast to flowables (F or L), pour cleanly from the container. Thus, they have handling advantages over both flowables and wettable powders.
Pelletes P Dry formulations of herbicides and other components in discrete particles that usually are larger than 10mm3. Pellets frequently are used for spot applications and for range weed management. Herbicide concentrations typically are 5 to 20%.
Formulasi baru Water-Soluble Packets Used to reduce the mixing and handling hazards of herbicides. Pre-weighed amounts of wettable powder, soluble powder, or gel formulations are packaged in water-soluble plastic bags. When the bags are dropped into a filled spray tank, they dissolve and release their contents to mix with the water.
Effervescent Tablets Developed to eliminate the problem of container rinsing and to eliminate disposal problems altogether. The tablets can be broken into small parts or used whole, depending on the size of the field sprayed or the application rate recommended for different soil and crop conditions. Once the tablet is dropped into the sprayer tank, it dissolves in a short time. A moderate level of agitation is recommended to provide a uniform distribution of active ingredients released from the tablet throughout the spray tank.
Sumber: http://courses.cropsci.ncsu.edu/cs414/cs414_web/CH_6_2005.htm

Formulasi herbisida dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah penanganan sehingga:
  1. Memungkinkan menentukan konsentrasi dan dosis aplikasi. Angka yang dicantumkan di depan singkatan formulasi menyatakan jumlah bahan aktif yang dikandung dalam formulasi, misalnya 1,5EC berarti formulasi mengandung 1,5 kg bahan aktif per L formulasi.
  2. Memungkinkan untuk menentukan bahan pembawa yang tepat pada saat aplikasi
  3. Memungkinkan pencampuran dua atau lebih pestisida dengan formulasi yang sesuai
  4. Memungkinkan efikasi herbisida lebih baik karena menjadi lebih mudah mencapai dan diabsorpsi gulma
  5. Memudahkan penanganan dan penyimpanan tanpa mengalami pengurangan daya racun
Mengingat bahan aktif yang sama dapat diformasikan dalam beberapa formulasi maka untuk menentukan formasulasi yang tepat perlu dipertimbangkan: karakteristik fisik dan biologi gulma sasaran, peralatan aplikasi yang tersedia, bahaya terjadinya lepas sasaran semprot (spray drift) dan terbawa air limpasan (run-off), kemungkinan meracuni tanaman, harga, penyimpanan, dan tipe ekosistem tempat aplikasi.

Musuh alami merupakan sarana pengendalian gulma secara hayati. Musuh alami mencakup pemakan gulma yang hidup dan berkembang sendiri dan yang sengaja dikembangkan dan dilepaskan ke alam (agen hayati). Musuh alami dan agen hayati gulma mencakup berbagai golongan organisme sebagai berikut:
  1. Serangga, tungau, dan nematoda, merupakan organisme yang sangat beraneka ragam sehingga merupakan sumber musuh alami dan agen hayati yang sangat potensial. Sebagian besar agen hayati gulma yang digunakan saat ini berasal dari golongan ini, misalnya Cactobkzstis cactorum (serangga Lepidoptera untuk mengendalikan kaktus)
  2. Jamur dan bakteri, merupakan golomgan organisme terpenting kedua sebagai musuh alami dan agen hayati gulma dan telah diformulasikan sebagai bioherbisida. Contoh: jamur karat Puccinia chondrillina untuk mengendalikan beberapa jenis gulma, khususnya skeletonweed (Chondrilla juncea), jamur Collectotrichum gloesporioides fsp. aescbynomene, untuk mengendalikan northern jointvetch (Aeschynomene uirginica).
  3. Ikan, digunakan untuk mengendalikan gulma perairan dan sebagai sumber pangan, misalnya dengan memelihara ikan di sawah (minapadi) menggunakan jenis-jenis ikan herbivor (tawes, Barbonymus gonionotus di Asia serta Tilapia rendalli dan T. zilli in Afrika) atau jenis-jenis ikan algivor (T. mossambica di Asia). Ikan Tilapia rendalli yang dilepas dengan kepadatan 300 ekor per ha 3 minggu setelah pemindahan bibit dari pesemaian dapat ‘menyiangi’ gulma sampai sawah benar-benar bebas gulma.
  4. Mamalia, digunakan untuk mengendalikan gulma melalui proses perumputan (grazing) secara terkendali, terutama untuk gulma golongan rumput
  5. Mikroorganisme alelopatik, meliputi tumbuhan dan mikroba, dapat digolongkan sebagai musuh alami tetapi belum ada yang digunakan sebagai agen hayati
 
Gambar 5.10. Agen hayati gulma: (a) Larva serangga Lepidoptera, Cactoblastis cactorum, untuk mengendalikan kaktus liar, (b) pustul jamur karat Puccinia chondrillina pada daun skeletonweed (Chondrilla juncea), (c) ikan herbivor, tawes, Barbonymus gonionotus (sin. Puntius javanicus). Sumber: (a) http://www.aphis.usda. gov/plant_health/plant_pest_info/cactoblastis/pgallery.shtml, (b) http://mtwow.org/ Puccinia-chondrillina-1.html, (c) http://www.fishbase.org/

Tabel 5.6. Peran musuh alami dalam pengendalian hayati biji velvet leaf dan giant ragweed pada budidaya jagung di Ohio, AS
Weed species    Pre-dispersal    Post-dispersal  
 velvetleaf    scentless plant bug  Niesthrea louisianica  field mice  (Mus spp.)  
 velvetleaf seed beetle  Althaeus folkertsi  slugs  Arion subfuscus and Derocerus reticulatuma
 corn earworm    ground beetles  Amara cupreolata
 cutworm
 giant ragweed    fruit fly  Diptera: Tephritidae  field mice  Mus spp.
 2 weevils  Coleoptera: Curculionidae  ground beetle  Harpalus pensylvanicus
 moth  Lepidoptera: Gelechiidae
Sumber: http://www.seedconsortium.org/PUC/pdf%20files/17-%20Seeds%20as%20the%20Target.pdf

Untuk mengaplikasikan herbisida dan musuh alami diperlukan berbagai alat dan mesin. Alat yang peling penting untuk aplikasi herbisida, baik herbisida kimiawi maupun bioherbisida, adalah alat semprot (sprayer). Alat semprot dapat digolongkan dengan berbagai cara. Berdasarkan cara membawanya ketika menggunakan di lapangan dibedakan menjadi alat semprot fortable dan alat semprot yang untuk menggerakkannya membutuhkan bantuan traktor. Alat semprot fortable terdiri atas beberapa tipe:
  1. Lever-operated knapsack sprayers. These are the most commonly used portable sprayers and are fitted with one of two types of pump. Diaphragm pumps are a durable option where applications are made through a single nozzle. They are also suitable for multi-nozzle booms where low spraying pressures are adequate (1-2 bar) for example, when spraying herbicides. Piston pumps are suitable for single-nozzle use and are preferable to diaphragm pumps for multi-nozzle use where higher pressures are required (up to 4 bar). Under-arm levers are preferable to over-arm levers except where crop conditions impede the movement of the lever. 
  2. Motorized backpack sprayers. These units are a good option for use with multi-nozzle booms where prolonged pumping, even with a piston machine, is not practical.
  3. Compression sprayers. Compression sprayers are necessary where field conditions make lever-operated machines impractical, for example on steep slopes and in dense crop foliage. They are also used in grain stores to treat wall surfaces. NB: The output from this type of sprayer declines during the pressure cycle unless a flow control valve is fitted to the sprayer.
  4. Motorized mist blowers. Motorized mistblowers are used where the spray cloud needs to be projected vertically to treat trees, but may also be used to spray horizontally for row and bush crop spraying. They can also be adapted for granule application. NB: Mistblowers are not recommended for herbicide application. 
  5. Controlled droplet application sprayer/rotary atomizers. Rotary atomizers are particularly useful and cost effective for the application of pesticides when large areas of crop need to be treated quickly by hand, where water for high volume spraying is scarce and where labour is in short supply. They employ small droplets and often rely on controlled drift techniques to achieve their high work output.
Gambar 5.11. Berbagai tipe alat semprot fortable: (a) Lever-operated knapsack sprayers, (b) Motorized backpack sprayers, (c) Pressure/Compression sprayers, (d) Motorized mist blowers, dan (e) Controlled droplet spplication sprayer/rotary atomizers

Komponen alat semprot fortable terdiri atas komponen tangki, tenaga pemyemprot, dan komponen penyemprot. Tangki menyimpan campuran herbisida, komponen tenaga penyemprot menyalurkan campuran dari tangki ke komponen penyemprot. Pada alat semprot manual, tenaga penyemprot diperoleh dengan cara memompa tangki, sedangkan pada alat semprot tenaga diberikan oleh mesin.

Gambar 5.12. Komponen alat semprot: (a) Pressure/Compression sprayers dan (b) Motorized mist blowers

Selain alat semprot fortable, untuk aplikasi herbisida pada areal yang luas digunakan sprayer yang digandeng dengan traktor yang disebut boom sprayer. Pada dasarnya komponen dan cara kerja alat semprot tipe ini sama dengan alat semprot fortable bermesin, yang berbeda hanya penyaluran campuran herbisida yang tidak lagi menggunakan selang melainkan menggunakan pipa melintang yang disebut boom.

Gambar 5.13. Boom sprayer: (a) komponen dan (b) penggandengan dengan traktor

Bagian penting pada komponen penyemprot semua alat semprot adalah nozzle, yaitu lubang-lubang kecil pada ujung komponen semprot yang menentukan ukuran butiran semprot dan pola pelepasan butiran semprot yang dihasilkan alat semprot. Terdapat berbagai tipe nozzle, masing-masing sesuai untuk kebutuhan penyemprotan tertentu. Untuk alat semprot portable bertenaga pompa, tipe nozzle yang lazim digunakan adalah:

  1. Solid-cone Nozzle. This nozzle sprays a circular (conical) pattern of droplets, which are evenly distributed over the whole circle with the centre being filled too. It typically produces smaller spray angles and larger droplets and so is used for spot treatments of herbicides or situations where greater downward penetration of spray is required, but tends to be used mainly for tractor boom spraying.
  2. Hollow-cone Nozzle. This nozzle produces a circular pattern with almost no spray droplets in the centre. They are best suited to spraying crop foliage because droplets approach the leaves from more directions giving good coverage over the many different target surfaces in a crop. This means they are most commonly used for insecticide and fungicide spraying in crops.
  3. Regular Flat-fan Nozzle. This nozzle with a flat spray-tip sprays a narrow oval pattern with lighter (tapered) edges. The narrow droplet pattern makes the nozzle ideal for spraying flat surfaces. It is suited for the application of herbicides and for spraying walls for vector control.
  4. Even Flat-fan Nozzle. This nozzle with an even spray-tip provides uniform distribution across the entire width of the spray band. The even pattern makes it suitable for band spraying in pre- and postemergence herbicide application and for the spraying of walls.
  5. Flood-jet Nozzle. Also called as deflector, impact or anvil, produces a wide-angle flat-fan spray pattern. More droplets land at the outer edges of the fan and the pattern is rather uneven. Impact nozzles are operated at low pressure for preand post-emergence herbicide and liquid fertilizer applications. At high pressure, very small droplets can be produced.
Tipe nozzle yang lazim digunakan pada alat semprot tipe lainnya adalah:
  1. Turbo flood nozzle dan TurfJet nozzles. TurboJet nozzle is modeled after the Turbo flood nozzle, which is used for agricultural field crops. The major difference is that the TurfJet nozzle incorporates a larger orifice to accommodate heavier application volumes, which are common in the turf industry.
  2. Hollow-cone nozzles are generally used to apply insecticides or fungicides to field crops when foliage penetration and complete coverage of leaf surfaces are required. These nozzles operate at pressures ranging from 40 psi to 100 psi. Spray-drift potential is higher from hollow-cone nozzles than from other nozzles due to the small droplets produced.
  3. The wide-angle, full-cone nozzles produce large droplets. Full-cone nozzles, which are recommended for soil-incorporated herbicides, operate at pressures between 15 psi and 40 psi. Optimum uniformity is achieved by angling the nozzles 30 degrees and overlapping the spray coverage by 100 percent.

Pemilihan nozzle dilakukan dengan mempertimbangkan teknik dan waktu aplikasi herbisida yang akan dilakukan serta alat semprot yang tersedia.

Gambar 5.14. Tipe nozzle yang lazim digunakan pada alat semprot portabel: (a) Solid-cone Nozzle, (b) Hollow-cone Nozzle, (c) Regular Flat-fan Nozzle, (d) Flood-jet Nozzle, dan (e) Even Flat-fan Nozzle

Tabel 5.7. Pemilihan nozzle alat semprot untuk penyemprotan herbisida
Tekni dan waktu aplikasi Tipe Butiran Semprot Kisaran Ukuran Butiran Semprot
foliar/postemergent contact  Medium (M)    226-325  
foliar/postemergent systemic  Coarse (C)    326-400  
soil-applied/preemergent systemic   Coarse (C)    326-400  
 Very Coarse (VC)    401-500  
 Extremely Coarse  (XC)  > 500  

Gambar 5.15. Distibusi butiran semprot ditentukan oleh ukuran butir semprot dan volume cairan semprot per satuan luas

Sebagaimana diatur dalam UU No. 12 Tahun 1992, pelaksanaan pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida merupakan pilihan terakhir. Oleh karena itu, untuk melaksanakan pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
  1. Memastikan bahwa herbisida memang diperlukan karena tidak ada cara lain yang dapat mengendalikan gulma secara efektif
  2. Memilih jenis herbisida, teknik dan waktu aplikasi, serta dosis aplikasi yang tepat untuk menekan biaya dan mengurangi kemungkinan pencemaran terhadap lingkungan hidup
  3. Menggunakan peralatan keselamatan pada saat melakukan penyemprotan
  4. Menyimpan herbisida yang belum dipakai maupun herbisida sisa di tempat khusus yang aman
  5. Memberishkan alat aplikasi di tempat khusus, bukan di badan perairan terbuka

Untuk efisiensi penggunaan herbisida, jumlah herbisida yang akan digunakan harus dihitung dengan tepat sesuai dengan anjuran pada label. Untuk menghitung kebutuhan penggunaan herbisida, diperlukan penentuan konsentrasi pencampuran (mixing concentration) dan dosis aplikasi (rate of application) untuk memenuhi rekomendasi sebagaimana yang dianjurkan pada label kemasan. Konsentrasi menyatakan jumlah bahan aktif dalam satu satuan volume setelah pencampuran dengan bahan pembawa, sedangkan dosis menyatakan jumlah bahan aktif yang harus diaplikasikan per satuan luas lahan. Mengingat dosis berkaitan dengan luas lahan maka kecepatan bergerak pada saat aplikasi dan lebar jangkauan alat semprot pada saat bergerak menentukan jumlah bahan aktif yang diperlukan untuk melakukan aplikasi dengan dosis tertentu. Konsentrasi berkaitan lebih pada ketersediaan bahan pembawa dan peralatan aplikasi yang akan digunakan, sedangkan dosis berkaitan dengan kemampuan herbisida untuk mematikan gulma.

Latihan
Kunjungi situs: http://bulletin.ipm.illinois.edu/pastpest/articles/200002j.html, http:// www.extension.umn.edu/distribution/cropsystems/DC3885.html dan http://ohioline.osu. edu/for-fact/0020.html dan pelajari contoh cara menghitung dosis aplikasi herbisida yang diberikan.

Rangkuman
Untuk mengendalikan gulma dengan menggunakan cara-cara pengendalian yang telah ditetapkan diperlukan sarana untuk melakukan aplikasi. Menurut PP No. 6 Tahun 1995, sarana perlindungan tanaman terdiri atas alat dan mesin, pestisida, dan musuh alami. Sesuai dengan cara pengendalian gulma, sarana pengendalian yang diperlukan sebenarnya alat dan mesin, pestisida, dan musuh alami, tetapi juga bahan dan peralatan lain. Herbisida merupakan bahan beracun sehingga harus dipilih sebagai alternatif terakhir dalam pengendalian gulma. Dalam penggunaan herbisida perlu diperhatikan formulasi dan dosis aplikasi yang direkomendasikan serta alat semprot yang akan digunakan untuk melakukan aplikasi. Bila memungkinkan, pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami maupun agen hayati.

Glosarium
  • formulasi herbisida: campuran bahan aktif herbisida dengan bahan lain yang tidak bereaksi disertai dengan kandungan bahan aktif yang bersangkutan
  • bahan aktif herbisida: bahan dalam formulasi herbisida yang bertanggung jawab menimbulkan keracunan terhadap gulma
  • bahan pembawa: bahan yang dicapurkan dengan formulasi herbisida pada saat aplikasi
  • konsentrasi herbisida: jumlah bahan aktif herbisida per satuan volume alat semprot
  • dosis herbisida: jumlah bahan aktif herbisida yang harus diaplikasikan per satuan luas lahan
  • alat semprot herbisida: alat yang digunakan untuk mengaplikasikan herbisida yang diformulasikan cair
  • nama bahan aktif: nama senyawa bahan aktif herbisida
  • nama perdagangan: nama yang diberikan oleh perusahaan pembuat herbisida kepada kepada formulasi herbisida 
Sofskill dan Tugas
Setiap mahasiswa wajib menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan terhadap setiap matri kuliah di dalam kotak komentar yang disediakan di bawah materi. Mahasiswa wajib mengomentari dan.atau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya, minimal terhadap komentar dan/atau pertanyaan satu mahasiswa dalam satu materi. 

Batas akhir menyampaikan komentar terhadap materi ini adalah Selasa, 12 November 2019. Batas akhir ini tidak akan diperpanjang. Komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan melampaui tanggal tersebut akan diabaikan. Sampaikan komentar dan/ayau pertanyaan secara singkat dan jelas tanpa perlu didahului dengan sapaan.


68 komentar:

  1. Mengapa Mikroorganisme Alelopatik sampai saat INI belum Ada Yang menggunakannya sebagai Agen Hayati?

    BalasHapus
  2. Terimakasih pak atas materi yang telah di sampaikan...
    Terkait dengan materi di atas bahwa herbisida merupakan bahan beracun sehingga menjadi alternatif terakhir..
    Yang mau saya tanyakan:
    Apakah menggunakan herbisida merupakan pengendalian yg efektif,Sehingga pemerintah tetap memperbolehkan penggunaanya meskipun sudah diketahui merupakan bahan beracun??
    Terimakasih pak

    BalasHapus
  3. Terima kasih pak atas materi yang telah di sampaikan....
    Mengapa pada saat melakukan penyemprotan kita mengunakan peralatan keselamatan???

    Terima kasih pak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya,agar melindungi diri kita selama proses penyemprotan dari senyawa atau bahan kimia yang disemprot tersebut.

      Hapus
  4. Terima kasih atas materinya pak

    Apa dampak yang terjadi bagi tanaman dan lingkungan jika dalam pengendalian gulma penggunaan herbisida tidak memperhatika formulasi dan dosis yang telah direkomendasikan?

    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk teman Narsisius Jugat saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang telah di ajukan:
      Menurut saya jika dalam pengendalian gulma, penggunaan herbisida yang tidak memperhatikan formulasi dan dosis yang tepat maka akan berdampak negatif. Contohnya jika kita menyemprot herbisida yang dosisnya tidak sesuai maka gulma tersebut akan semakin resisten karena ada gulma yang jika kita menyemprot herbisida tersebut yang dosisnya tidak sesuai gulma tersebut akan semakin tahan/resisten. Bukan hanya berdampak pada gulma saja, akan tetapi kita sebagai masyarakat khususnya para petani itu bisa saja dia terkena herbisida yang telah disemprot tersebut sehingga dapat menyebabkan kematian atau keracunan.

      Hapus
  5. Dosis berkaitan dengan kemampuan mematikan gulma
    Ketika kita mengunakan dosis sesuai label yg di anjurkan atau di rekomendasikan tapi tidak memberikan pengaruh apa2 terhadap responsif gulma untuk mengendalikannya.apakah kita tetap mengunakan anjuran yang sesuai label itu atau menambahkan tingkat dosis lagi untuk mengendalikan kepadatan gulma tersebut?
    Terimakasih pak

    BalasHapus
  6. Apa yang membedakan pengendalian hayati augmentatif/inundatif dengan pengendalian hayati dengan bioherbisida?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Saya akan membantu menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh teman saya klemens jebatu yaitu:
      Yang membedakan pengendalian hayati augmentatif/inundatif dengan bioherbisida adalah secara augmentatif/inundatif, pengaplikasian musuh alami yang dilakukan ketika terdapat OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang muncul hingga OPT tersebut tidak ada. Sedangkan pada pengendalian hayati dengan bioherbisida menggunakan mikroba dalam pengendalian gulma.

      Hapus
  7. Selamat sore pak
    Baik sya Ingin Bertanya
    Bagaimanakah Cara yang efektif Untuk Menghitung Dosis Aplikasi herbisida Yang diberikan
    Terimkasih pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. baik.. saya akan mencoba menjawab. menurut pengalaman yang saya dapatkan.. cara yang paling efektif adalah dengan melihat populasi gulma yang ada dalam sebuah lahan pertanian yang hendak diberikan herbisida. Jika populasi gulma dalam lahan pertanian tersebut banyak, Dosis herbisida yang diberikan juga harus tinggi, begitu juga sebaliknya sesuai takaran pada setiap jenis herbisida yang digunakan serta dapat menentukan jenis herbisida yang dibutuhkan.
      Dalam konsep PHT, penggunaan pestisida harus memenuhi enam tepat : yaitu (1) tepat sasaran,
      (2) tepat mutu,
      (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu,
      (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan
      (6) tepat cara penggunaan.
      Terimakasih


      Hapus
  8. Terima kasih untuk materinya Pak.
    Apakah penggunaaan musuh alamai dari golongan ,serangga,tungau dan nematoda itu tepat?karna golongan ini juga merupakan golongan dari hama

    BalasHapus
  9. Bagai mana cara pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara dan teknik pengendalian untuk melaksanakan pengendalian gulma dengan mengunakan cara dan teknik yg suda di uraikan?

    BalasHapus
  10. Terimaksih atas materinya pak.
    Saya ingin bertanya, mengapa pemilihan nozzle harus dilakukan dengan mempertimbangkan teknik dan waktu aplikasi herbisida yang akan dilakukan serta alat semprot yang tersedia...?
    Mohon penjelasannya.

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. Apakah ada keuntungan dan kerugian dalam penggunaan alat semprot manual dan alat semprot tenaga?
    Jika ada mohon penjelasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sprayer manual
      Jenis sprayer gendong yang sering menyebabkan kerusakan. Komponen-komponen sprayertabung bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, Disamping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah sebagian besar pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah dilepaskan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi
      Sprayer mesin

      Jenis semprotan menggunakan mesin sebagai penggerak pompanya yang digunakan untuk mengeluarkan solusi dalam tangki. Cara penggunaan sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di belakang, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang.

      Keuntungan menggunakan sprayer dengan kapasitas terbatas sangat luas dan terbatas, dapat menembus gulma dengan target sangat rendah dan minim tenaga kerja.

      Kelemahannya :
      Harganya relatif mahal dan biaya perawatan dan perawatannya juga mahal.
      Tidak diharapkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman
      Penyemprot motor harus diperbarui, penggantian suku cadang dlll.
      Terima kasih.

      Hapus
  13. Pemberian herbisida yang di lakukan apakah hanya dapat mengendalikan gulma saja dan menguntungkan tanaman budidaya atau menimbulkan dampak yang buruk bagi tanaman budidaya,jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain berdampak buruk pada tanah, herbisida juga berdampak buruk pada tanaman itu sendiri dan juga ekosistem sekitar tanah. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena pada jangka panjangnya, penggunaan herbisida dapat merusak tanaman yang telah ditanam.
      Karena dalam penerapan di bidang pertanian,herbisida yang diberikan ternyata tidak semuanya mengenai sasaran, dimana kurang lebih hanya 20% saja yang terkena gulma sedangkan sisa 80% nya jatuh ke tanah yang berakibat terganggu nya tingkat kesuburan tanah yang berdampak pertumbuhan tanaman budidaya.

      Hapus
  14. Terima kasih saya mau bertanya: Jelaskan bagaimana cara persaingan gulma dan tanaman budidaya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari teman jefri.
      Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya,tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh di tempat (area) yang tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekat atau di sekitar tanaman pokok tersebut. Disitu terdapat 3 macam gulma yaitu (1) teki -tekian (2) Rumput-rumputan (3) Gulma daun lebar dll. Sedangkan Tanaman budidaya mempunyai kemampuan untuk bersaing dengan gulma sampai batas populasi gulma tertentu. Setelah batas populasi tersebut tanaman budidaya akan kalah dalam bersaing sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya akan menurun.

      Hapus
    2. Baik saya Ingin Menambahkan sedikit Bagaimana Persaingan gulma dengan tanaman Budidaya
      Yaitu sebagai berikut:

      1. Terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal: penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di dalam tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh.
      2. Sebagian besar tumbuhan gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin (racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah allelopati.
      3. Sebagai tempat hidup atau inang, maupun tempat berlindung hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan baik. Akibatnya hama tersebut akan menyerang dan memakan tanaman pokok ataupun tanaman budidaya.
      4. Mempersulit pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan.
      5. Dapat menurunkan kualitas produksi (hasil) dari tanaman budidaya, misalnya dengan tercampurnya biji-biji dari gulma yang kecil dengan biji tanaman budidaya.

      Hapus
  15. Terima kasi atas materinya pak,
    saya mau bertanya bagaiman kita dapat mempertimbangkan watu aplikasi herbisida dan alat semprot yang baik agar dapat membasmi gulma

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu penyemptotan perlu memperhatika beberapa hal :
      1. Aplikasikan herbisida saat gulma pada tahap peka terhadap herbisida.
      2. Aplikasikan herbisida saat udara tidak terlalu panas dan tidak terlalu kering, angin tidak terlalu kencang.
      Pemilihan alat semprot tergantung biaya, kebutuhan, kesanggupan, pola tanam, dan luas area tanam.

      Hapus
  16. Terima kasih untuk materinya pak.. Apa pengaruh dari dosis herbisida yang diberikan kepada tanaman jika dalam dosis yang tinggi maupun rendah? dan pemberian dosis herbisida yang tepat untuk tanaman tersebut kira" berapa? karna setiap tanaman memiliki daya tahan terhadap pemberian herbisida berbeda"

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. Jelaskan apa itu karakteristik fisik dan biologi gulma sasaran dan berikan contohnya

    BalasHapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  20. Selamat pagi Pa. Terimakasi atas materinya disini saya mau bertanya apa keuntungan dan kerugian dengan menggunakan alat semprot yang digandeng dengan Traktor?

    BalasHapus
  21. Selamat pagi pa
    Apa dampak negatif terhadap mc atau tanaman jika mengunkan bahan herbisida
    Terimakasi pa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik saya akan menjawab pertanyaan dari saudara :
      1. Gangguan reproduksi (menurunkan produksi sperma).
      2. Gangguan kehamilan dan perkembangan janin ( bahan kimia pada herbisida dapat merusak saraf yang dapat menyebabkan keguguran dan cacat pada janin)
      3. Penyakit Parkinson (racun pada herbisida dapat merusak saraf tubuh)
      4. Pubertas dini (bahan kimia pada herbisida dapat meningkatkan hormon testosteron yang menyebabkan pubertas dini pada laki-laki)
      5. Kanker
      6. Tanaman yang di tanam akan rusak
      7. Pertumbuhan tanaman tidak normal
      8. Kandungan nutrisi tanaman bercampur dengan herbisida.
      Terimakasih

      Hapus
  22. Apakah dampak negatif bgi tanaman sekitar atau tanah. Jika pengendalian gulma menggunakan bahan herbisida secara terus menerus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dampak negatif terhadap tanah atau tanaman sekitar akibat penggunaan herbisida secara terus menerus adalah:
      1. Kesuburan tanah berkurang
      2. Spesies punah (seperti cacing)
      3. Peledakan hama (karena makanan predator telah di racuni herbisida makan predator akan kehilangan makanan dan mati sehingga populasi hama meningkat).
      4. Mencemari lingkungan(bisa saja menuju aliran sungai atau terbawa air hujan?
      5. Hama menjadi kebal dan munculnya hama baru .
      6. Tanaman yang di tanam akan rusak (munculnya bercak daun, buah rusak)
      7. Pertumbuhan tidak normal (tanaman yang tumbuh akan terlihat kerdil atau tidak tumbuh normal)
      8. Kandungan nutrisi tanaman bercampur dengan herbisida.
      Terimakasih

      Hapus
  23. Selamat pagi pak
    Pada materi diatas sudah menjelaskan bawa herbisida itu beracun,yang saya ingin tanyakan apa dampak positif herbisida terhadap tanaman ,tanah,dan manusia
    Terimakasi pa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik disini saya akan menjawab
      Dampak positif herbisida yaitu :
      1.Terhadap tanaman
      Tanaman yang dibudidayakan tidak akan terganggu pertumbuhan dan perkembamgannya oleh gulma,karena gulma telah dibasmi dan dikendalikan oleh herbisida
      2.Terhadap manusia
      Dampak positifnya yaitu pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan mudah,mudah diperoleh dan memberikan keutungan ekonomi terutama dalam jangka pendek,dan hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat
      3.Terhadap tanah
      Tanah yang telah terkena herbisida akan cepat berkontaminasi dengan gulma,dalam memgendalikan gulma tersebut, tetapi jika herbisida yang diberikan dan diaplikasikan ke tanah terlalu berlebihan,maka tanah tersebut tingkat kesuburannya akan berkurang dan dapat berdampak negatif bagi lingkungan hidup
      Terima kasih

      Hapus
  24. Baik Pak sya ingin bertanya apakah pengendalian dengan melepaskan musuh alami seperti mamalia merupakan pengendalian yang efektif? Dan apakah mamalia tersebut hanya memakan gulma atau mereka juga memakan tanaman budidaya???
    Terimakasih pak mohon penjelasannya 🙏

    BalasHapus
  25. Baik Pak
    Disini saya ingin bertanya bagaimanakah cara dari metabolisme gulma,dan apakah ada dampak jika tidak terjadi metabolisme gulma terhadap pengendalian gulma
    Terimakasih Pak, mohon pejelasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut yang saya ketahui,bahwa metabolisme tumbuhan (gulma)terdiri dari 2 proses yaitu proses anabolisme dan katabolisme ,dimana proses anabolisme itu sndri terdiri dari proses fotosintesis dimana glukosa dihasilkan sedangkan proses katabolisme terdiri dari proses glikolisis,dekarboksilasi oksidatif,siklus krebs dan transpor elektron.Dua proses metabolisme ini sangat penting bagi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (gulma)itu sendriri,jika tidak terjadi proses metabolisme pada tumbuhan (gulma) maka tumbuhan (gulma) tidak dapat tumbuh dan berkembang,maka secara otomatis pengendalian terhadap gulma tidak perlu dilakukan.

      Hapus
  26. Terima Kasih Pak atas materinya
    Disini saya ingin bertanya berkaitan dengan pengendalian gulma dengan menggunakan musuh alami (jamur dan bakteri),yang ingin saya tanyakan Pak
    Bagaimana mekanisme musuh alami (jamur dan bakteri)dalam menyerang atau mematikan gulma?

    BalasHapus
  27. Bagaimana cara penyimpanan herbisida sehingga tidak mengalami pengurangan daya racun?
    Terima kasih, Pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo menurut yang saya tahu penyimpanan herbisida itu sendiri dilakukan dengan cara meletakkan herbisida di suatu ruangan atau gudang khusus herbisida itu sendiri dimana ruangan atau gudang itu harus memiliki suhu yang agak tinggi (panas) sehingga tidak membekukan bahan emulsi dalam formulasi.

      Hapus
  28. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  29. Terimakasih untuk materinya pak.
    Yang ingin saya tanyakan
    Jika dalam melakukan pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida, apa dampaknya terhadap tanah?
    Jika dampak yang ditimbulkan oleh herbisida terhadap tanah itu buruk dan mengurangi kesuburan tanah tersebut,bagaimana caranya agar tanah tersebut kembali subur?
    Terimakasih pak

    BalasHapus
  30. Terima kasih Pak atas materinya
    Disini Saya ingin bertanya
    Bagaimana cara membersihkan alat aplikasi dan tempat khusus seperti apa untuk memberikannya agar tidak memeberikan dampak negatif bagi lingkungan sekitar?

    BalasHapus
  31. Terima kasih pak atas materinya
    Yang mau saya tanyakan :
    mengapa formulasi herbisida dapat digolongkan menjadi formulasi cair dan formulasi padat? Dampak apa yang terjadi pada formulasi cair dan padat tersebut?

    BalasHapus
  32. Setelah saya membaca dan memahami uraian materi di atas saya menemukan bahwa, tumbuhan juga bersaing sesama tumbuhan. Bila tumbuhan yang disaingi adalah tumbuhan budidaya atau tanaman sedemikian sehingga pertumbuhan menjadi terganggu dan produksinya berkurang. Contoh kasus petani menanam dengan cara metode salome(satu lubang rame-rame) yaitu menanam 3 benih yang berbeda-beda, misalnya : jagung,kacang, dan labu. Yang ingin saya tanyakan bagaimana jika tanaman tersebut tumbuh bersamaan dan besar bersamaan dan produksinya berkurang? dan apakah salah satu dari tanaman itu disebut gulma?

    BalasHapus

  33. Ebobet merupakan situs slot online via deposit pulsa aman dan terpercaya, Dengan menggunakan Satu User ID bisa bermain semua game dari Bola, Live Casino, Slot online, tembak ikan, poker, domino dan masih banyak yang lain.

    Sangat banyak bonus yang tersedia di ebobet di antaranya :
    Bonus yang tersedia saat ini
    Bonus new member Sportbook 100%
    Bonus new member Slot 100%
    Bonus new member Slot 50%
    Bonus new member ALL Game 20%
    Bonus Setiap hari 10%
    Bonus Setiap kali 3%
    Bonus mingguan Cashback 5%-10%
    Bonus Mingguan Rollingan Live Casino 1%
    Bonus bulanan sampai Ratusan Juta
    Bonus Referral
    Minimal deposit hanya 10ribu

    BalasHapus
  34. Baik terimah kasih Bu atas materinya. Dimateri di jelaskan bahwa Musuh alami dan agen hayati gulma mencakup berbagai golongan organisme.
    Yang ingin saya tanyakan apa perbedaan antara musuh alami dan agen hayati itu sendiri?

    BalasHapus
  35. Selamat pagi, baik terima kasih atas materi yang di paparkan, baik disini saya mau bertanya,manakah yang lebih efektif dalam penggunaan pestisida, apakah penggunaan formulasi cair dan formulasi padat?
    Terima Kasih🙏

    BalasHapus
  36. Selamat pagi,baik Terima kasih atas materi yang dipaparkan saya mau bertanya apakah keuntungan dan kerugian dalam menggunakan ke4 alat semprot tersebut?

    BalasHapus
  37. Baik Terima kasih atas materi yang telah diberikan.
    Disini ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan ,
    1. Apakah pengendalian gulma dengan cara menggunakan herbisida , dapat menghilangkan gulma secara keselurahan , ? sedangkan yang kita ketahui bahwa penggunaan herbisida secara terus menerus dapat menyebabkan gulma menjadi resisten, sehingga akan sulit untuk dikendalikan.
    2. Jenis mamalia apakah yang paling tepat untuk digunakan dalam mengendalikan gulma , dan bagaimankah cara kerjanya!
    Terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus
  38. Selamat pagi ibu,Baik terima kasih atas materi yang dipaparkan,Disini saya mau bertanya
    Jelaskan apa itu karakteristik fisik dan dan biologi sasaran dan berikan contohnya

    Terima kasih ibu🙏.

    BalasHapus
  39. Selamat pagi

    Disini saya mau bertanya setelah selesai penggunaan alat semprot bagaimana cara membersihkan alat semprot agar tidak merugikan lingkungan sekitar?
    Terimakasih

    BalasHapus
  40. Baik trimakasih atas mate Nya🙏 saya ingin bertanya, apakah penggunaan pestisida adalah cara paling efektif untuk mengendalikan gulma, Trimakasih🙏

    BalasHapus
  41. Baik trimakasih atas materi Nya🙏 saya ingin bertanya, apakah penggunaan pestisida adalah cara paling efektif untuk mengendalikan gulma, Trimakasih🙏

    BalasHapus
  42. Baik terima kasih atas materinya ibu🙏
    di atas telah dijelaskan bahwa Bila memungkinkan, pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami maupun agen hayati.Baik yang saya ingin tanyakan adalah bagaimana cara pengendalain dengan menggunakan musuh alami dan agen hayati.Terima kasih ibu🙏🙏

    BalasHapus
  43. Selamat pagi untuk kita semua..
    Terima kasih untuk ibu atas materinya..
    Saya ingin bertanya Bahan Tidak Bereaksi, contohnya apa saja?

    Terima kasih

    BalasHapus
  44. Selamat pagi
    Terimakasih atas materi yang diberikan, di dalam materi dikatakan bahwa Herbisida merupakan bahan beracun sehingga harus dipilih sebagai alternatif terakhir dalam pengendalian gulma. Dalam penggunaan herbisida perlu diperhatikan formulasi dan dosis aplikasi yang direkomendasikan.

    .jika dilihat ada berbagai jenis herbisida dengan dosis penggunaannya masing-masing dan gulma sendiri memiliki cara untuk bertahan hidup karena itu...
    .mohon menjelaskan bagaimana cara menentukan penggunaan herbisida yang tepat sesuai ketahanan gulma itu sendiri

    BalasHapus
  45. Baik terima kasih atas materinya ibu.
    Pada materi di atas di jelaskan bahwa
    Formulasi herbosida dapat digolongkan menjadi formulasi cair dan formulasi padat.
    Yang ingin saya tanyakan apakah dampak yang di sebabkan oleh herbisida padat dan cair itu sama?
    Baik terima kasih ibu🙏

    BalasHapus
  46. Baik terima kasih atas materinya,dimateri dijelaskan bahwa Pemilihan nozzle dilakukan dengan mempertimbangkan teknik dan waktu aplikasi herbisida yang akan dilakukan serta alat semprot yang tersedia

    mohon menjelaskan jenis nozzle dan cara menggunakannya agar tepat pada alat semprot yang ingin digunakan

    Terima kasih Ibu🙏

    BalasHapus
  47. Dari materi di jelaskan bahwa Mikroorganisme alelopatik, meliputi tumbuhan dan mikroba, dapat digolongkan sebagai musuh alami tetapi belum ada yang digunakan sebagai agen hayati,Pertanyaan saya apakah ada faktor faktor tertentu yang menyebabkan tidak digunakannya mikroorganisme alelopatik sebagai agen hayati.Terimakasih

    BalasHapus
  48. Baik terima kasih atas materinya,dimateri dijelaskan bahwa Pemilihan nozzle dilakukan dengan mempertimbangkan teknik dan waktu aplikasi herbisida yang akan dilakukan serta alat semprot yang tersedia

    mohon menjelaskan jenis nozzle dan cara menggunakannya agar tepat pada alat semprot yang ingin digunakan

    Terima kasih Ibu🙏

    BalasHapus
  49. Baik terima kasih atas materinya,dimateri dijelaskan bahwa Pemilihan nozzle dilakukan dengan mempertimbangkan teknik dan waktu aplikasi herbisida yang akan dilakukan serta alat semprot yang tersedia

    mohon menjelaskan jenis nozzle dan cara menggunakannya agar tepat pada alat semprot yang ingin digunakan

    Terima kasih Ibu🙏

    BalasHapus
  50. Terimakasih atas materinya ibu, seperti yang telah diketahui bahwa Nozzle memiliki lubang-lubang kecil pada ujung komponen semprot yang menentukan bahwa ukuran butiran semprot dan pola pelepasan butiran semprot yang dihasilkan alat semprot tersebut,

    Mohon jelaskan apa tujuan dari pemilihan nozzle yang tepat?

    BalasHapus