Selamat Datang

Belajar Ilmu Gulma merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran belnded learning mata kuliah Ilmu Gulma bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog ini merupakan pembaruan dari blog mata kuliah Ilmu Gulma sebelumnya, yang digunakan untuk mendukung pembelajaran blended learning sampai pada semester ganjil 2017/2018. Sejak semester ganjil 2020/2021, blog ini dimodifikasi untuk melaksanakan pembelajaran secara daring penuh. Silahkan kunjungi blog lama untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan yang akan diberikan melalui blog baru ini. Seluruh mahasiswa peserta kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman Semester Ganjil Tahun 2021/2022 wajib melakukan registrasi mata kuliah secara daring (online) dan memeriksa hasil registrasi. Silahkan menjelajah dan membaca. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Senin, 28 Oktober 2019

5.1. Cara dan Teknik Pengendalian sebagai Tindakan Perlindungan Tanaman terhadap Gulma

Sebagaimana telah disinggung pada Materi 4.1, pengendalian gulma dilakukan untuk mencegah populasi gulma meningkat dan/atau menanggulangi populasi gulma yang sudah terlanjur tinggi dengan menggunakan cara-cara (methods) fisik, mekanik, budidaya, biologi, genetik, kimiawi, dan/atau cara lain sesuai dengan perkembangan teknologi. Dalam pelaksanaan pengendalian gulma dengan berdasarkan pada sistem PHT, cara-cara pengendalian yang tepat untuk komunitas gulma pada budidaya tanaman tertentu perlu dipilih dan/atau dipadukan sehingga dapat mengendalikan gulma secara efisien dengan seminimal mungkin menimbulkan dampak yang merugikan, baik terhadap tanaman, kesehatan, maupun lingkungan hidup. Untuk dapat melakukan pemilihan dan pemaduan cara-cara pengendalian secara tepat perlu diketahui setiap cara pengendalian gulma yang tersedia berikut berbagai tekniknya, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk melakukan cara pengendalian tertentu.

Uraian
Cara pengendalian yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan tanaman di Indonesia. Dengan cara demikian diharapkan pengendalian gulma dapat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perlindungan tanaman pada umumnya. Karena mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku maka cara pengendalian gulma yang diuraikan mungkin tidak sama dengan yang diuraikan sumber lain, terlebih sumber-sumber luar negeri yang menggunakan dasar peraturan perundang-undangan yang berbeda. Pada banyak sumber, pengendalian mekanik dan pengendalian fisik tidak dibedakan, tetapi justeru teknik pengendalian manual digolongkan sebagai cara pengendalian tersendiri. Sumber-sumber lain menggolongkan pencegahan sebagai cara pengendalian, sedangkan dalam modul ini pencegahan merupakan kegiatan/tindakan pengendalian dan tujuan pengendalian (pencegahan populasi untuk meningkat). Penjelasan ini dipandang perlu diberikan untuk tidak menimbulkan kebingungan yang tidak perlu, terutama bagi yang belum familiar dengan perundang-undangan sebagai dasar kebijakan perlindungan tanaman.

Pengendalian mekanik merupakan cara pengendalian gulma dengan menggunakan kekuatan mekanik, dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan peralatan. Pengendalian mekanik secara manual merupakan cara pengendalian gulma yang paling tua, sedangkan pengendalian mekanik dengan peralatan berkembang dari penggunaan peralatan sederhana sejak dahulu kala sampai pada penggunaan traktor modern dewasa ini. Pengendalian mekanik dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:
  1. Mencabut (pulling), dengan tangan atau dengan bantuan peralatan, baik peralatan sederhana maupun peralatan mekanisasi (traktor). Pengendalian mekanik dengan mencabut masih banyak dilakukan pada sistem pertanian tradisional di negara-negara sedang berkembang, seperti pada perladangan (shifting cultivation). Pada perladangan di Pulau Timor, pengendalian mekanik dengan mencabut dilakukan dengan bantuan peralatan sederhana untuk mencungkil sebelum kemudian gulma dicabut. Pengendalian mekanik dengan bantuan traktor dilakukan dengan melengkapi traktor dengan peralatan khusus untuk menjepit batang gulma sebelum kemudian menariknya. Untuk dapat menggunakan pengendalian mekanik, penanaman perlu dilakukan dalam barisan sedemikian sehingga memungkinkan traktor lewat. Pengendalian mekanik dengan bantuan traktor juga dapat dilakukan untuk mencabut semak dan pohon sebagaimana yang dilakukan terhadap gulma lingkungan hidup di Australia.
  2. Menebas, menebang, memangkas (slashing, cutting, prunning), dengan peralatan sederhana atau peralatan bermesin. Menebas, menebang, dan memangkas dengan peralatan sederhana seperti parang dan sabit sangat umum dilakukan pada sistem pertanian tradisional di negara-negara sedang berkembang. Pada perladangan di Pulau Timor, sebelum dilakukan pembakaran terlebih dahulu dilakukan penebasan (pemotongan beberapa individu sekaligus), penebangan (pemotongan satu individu dalam sekali potong) dan/atau juga pemangkasan (pemotongan ranting atau cabang), masing-masing dilakukan dengan tujuan tertentu. Penebasan, pemotongan, dan pemangkasan juga dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan bermesin seperti mesin pemotong gendong dan mesin pemotong beroda (mower).
  3. Melukai (injuring), dilakukan terhadap keliling batang (girdling), menikam (stabbing), merundukkan. Pengendalian mekanik dengan melukai keliling biasa dilakukan terhadap gulma golongan pohon dengan menggunakan parang atau kampak, sedangkan dengan melukai dengan tikaman menggunakan linggis terhadap gulma yang mempunyai cadangan karbohidrat di bagian pangkal. Pengendalian mekanik dengan melukai juga dapat dilakukan dengan merundukkan, seperti yang dilakukan terhadap alang-alang dan rumput lainnya dengan menggunakan peralatan sederhana.
  4. Menghambat pertumbuhan secara mekanik (mulching), dilakukan dengan menutup permukaan tanah dengan menggunakan mulsa tertentu sehingga kecambah gulma mengalami tekanan mekanik untuk tumbuh lebih lanjut, misalnya dengan menggunakan mulsa plastik untuk menutup permukaan bedengan. Dari segi pelaksanaannya, pengendalian mekanik dengan teknik ini juga termasuk pengendalian budidaya. Pengendalian mekanik dengan teknik ini biasa digunakan dalam budidaya tanaman hortikultura semusim.
  5. Menggunakan peralatan mekanik pengolahan tanah (tilling) untuk mencabut atau memotong organ vegetatif gulma di dalam tanah (umbi, rimpang, dsb.). Pengendalian mekanik dengan teknik ini dapat dilakukan secara sederhana dengan mencangkul dan membajak tradisional atau secara mekanik dengan mentraktor. Sebagaimana dengan pengendalian mekanik untuk menghambat pertumbuhan gulma, dari segi pelaksanaannya pengendalian mekanik dengan teknik ini juga merupakan teknik pengendalian budidaya.
Pengendalian mekanik dapat dilakukan tanpa menggunakan peralatan sehingga terjangkau bagi petani tradisional dan karena tidak menggunakan bahan kimia untuk mematikan gulma maka aman bagi kesehatan maupun kelestarian lingkungan hidup. Namun pengendalian mekanik memerlukan waktu lama, tenaga kerja kerja banyak, dan efektif hanya untuk jenis-jenis gulma tertentu.
 
Gambar 5.1. Contoh pengendalian mekanik: (1) teknik mencabut, (b) teknik memotong dengan mesin potong beroda, dan (c) teknik peralatan mekanik pengolahan tanah (kiri) dan peralatan sederhana (kanan). Sumber: (a) dan (c), http://www.knowledgebank. irri.org/ipm/index.php/weeds-crop-health-2743/, (b) http://www.higiti.ro/egholm_ produse. htm

Pengendalian fisik merupakan cara pengendalian gulma dengan menggunakan faktor fisik yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan biji, kecambah, atau gulma dewasa. Sebagaimana halnya dengan pengendalian mekanik, pengendalian fisik juga terdiri atas teknik-teknik yang sangat traddisional sampai modern:
  1. Pemanasan menggunakan panas matahari, dilakukan dengan teknik sederhana (penjemuran, drying) maupun canggih (solarisasi, solarization). Penjemuran merupakan teknik paling sederhana yang dilakukan dengan mengkombinasikannya dengan teknik pemotongan dari pengendalian mekanik untuk mempercepat kematian pangkal gulma setelah dipotong. Solarisasi merupakan teknik pengendalian fisik yang dilakukan dengan menutup permukaan tanah setelah diolah (kombinasi dengan pengendalian mekanik dan pengendalian budidaya) untuk memerangkap panas matahari yang diperlukan untuk mematikan biji jenis gulma tertentu. Agar efektif, penutupan dilakukan dengan menggunakan bahan berwarna hitam yang dapat memerangkap panas, misalnya mulsa plastik hitam.
  2. Pembakaran, dapat dilakukan dengan teknik pembakaran setempat, maupun pembakaran luas). Pembakaran setempat dapat dilakukan dengan teknik pembakaran biasa yang dilakukan dengan menyalakan api di tempat-tempat tertentu (spot burning) atau dengan teknik penyemprotan api (flaming) menggunakan alat khusus. Pembakaran luas dilakukan dengan teknik tebas bakar (slash and burn) sebagaimana yang lazim dipraktikkan pada perladangan berpindah atau dengan teknik pembakaran preskripsi (prescribed burning), yaitu pembakaran yang dilakukan dengan prosedur khusus untuk mengendalikan gulma di kawasan hutan (gulma lingkungan hidup).
  3. Penggenangan (flooding), dilakukan di areal yang mudah memperoleh air irigasi seperti misalnya di persawahan. Sawah sendiri, selain merupakan teknik budidaya padi, sekaligus merupakan teknik pengendalian gulma. Penggenangan yang dilakukan pada padi sawah menyebabkan jenis-jenis gulma padi sawah berbeda dengan jenis-jenis gulma padi ladang. Selain pada budidaya padi, teknik penggenangan juga dapat digunakan pada budidaya tanaman lain dengan cara menggenangi tanah cukup lama sebelum kemudian diolah. Agar dapat mengendalikan gulma secara efektif, permukaan tanah harus dibuat rata sebelum penggenangan karena bila tidak maka bagian-bagian agak tinggi yang tidak cukup tergenang justeru akan menguntungkan bagi pertumbuhan gulma tertentu.

Pengendalian fisik merupakan cara yang mudah dan murah, tetapi dapat dilakukan hanya pada budidaya tanaman tertentu dan efektif hanya terhadap gulma tertentu. Pengendalian fisik dengan pembakaran dapat mendorong terjadinya perubahan dominansi gulma ke arah jenis-jenis gulma yang tahan api (fire resistant).

Gambar 5.2. Contoh pengendalian fisik: (a) teknik tebas bakar, (b) teknik penyemprotan api, dan (c) teknik solarisasi. Sumber: (a) http://climatesafety.org/sustainable-development-so-far-it%E2%80%99s-mostly-been-slash-and-burn/, (b) http://grumpy-gardener.southernliving.com/grumpy_gardener/humor/, (c) http://www.alvaplast.com/ index.php/mulch-and-micro-tunnel-films.html

Tabel 5.1. Padat populasi gulma (individu/m2) pada budidaya melon yang dilakukan tanpa dan dengan solarisasi disertai dengan pemberian pupuk kandang kotoran kambing.
Sumber: Lira-Saldivar (2004)

Pengendalian budidaya merupakan cara pengendalian gulma dengan menggunakan teknik budidaya mulai dari penyiapan lahan sampai panen. Sesuai dengan tahap pelaksanaan budidaya yang juga dimanfaatkan untuk tujuan pengendalian gulma, pengendalian budidaya dilakukan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pengelolaan tanaman terpadu (integtaed crop management system). Dalam konteks pengelolaan tanaman terpadu tersebut, pengendalian budidaya dilakukan dalam jangka pendek melalui penerapan teknik-teknik budidaya semusim maupun jangka panjang melalui pergiliran tanaman dan pemberaan lahan. Teknik-teknik yang digunakan dalam jangka pendek meliputi penyiapan lahan, pengolahan tanah dan pengelolaan kesuburan tanah, pengairan, benih dan penanaman, dan panen. Untuk budidaya padi, IRRI menyediakan paket pengendalian budidaya sebagai bagian dari pengelolaan tanaman secara terpadu.


Gambar 5.3. Paket pengendalian budidaya terhadap gulma pada tanaman padi melalui pengenlolaan budidaya tanaman padi secara terpadu. Sumber: http://www. knowledgebank.irri.org/ipm/index.php/weeds-crop-health-2743/499-weed-management-options

Pengendalian budidaya dibedakan menjadi berbagai teknik dengan berbagai dasar sehingga dalam buku-buku teks dapat dijumpai banyak perbedaan. Mengingat pengendalian budidaya merupakan bagian dari kegiatan budidaya maka dalam nateri ini pengendalian budidaya dibedakan menjadi beberapa teknik yang meliputi:
  1. Teknik pengelolaan dan penyiapan lahan, meliputi pemberaan dan pembersihan lahan. Pemberaan lahan mendorong proses suksesi sehingga jenis-jenis gulma dapat digantikan oleh jenis-jenis tumbuhan gukan gulma. Selain memerlukan waktu yang lama, pemberaan perlu disertai dengan tindakan pengelolaan tertentu untuk mencegah justeru berkembangnya jenis-jenis gulma tertentu menjadi dominan, misalnya dengan mencegah kebakaran dan mengindarkan perumputan oleh ternak lepas. Pembersihan lahan dari serasah sebelum pengolahan tanah dengan menumpuk memanjang memotong arah lereng, selain dapat mengurangi erosi, juga dapat mengurangi tersebarnya biji dari gulma yang telah ditebas.
  2. Teknik pengolahan tanah dan pengelolaan kesuburan tanah. Pengolahan tanah yang dilakukan untuk membalik dan menggemburkan tanah dapat berperan sebagai pengendalian budidaya terhadap gulma tetapi juga dapat berperan sebaliknya, membantu biji gulma yang berada di lapisan dalam ke permukaan sehingga menjadi lebih mudah berkecambah. Oleh karena itu, pengolahan tanah tidak selalu perlu dilakukan sangat dalam kecuali terdapat jenis-jenis gulma berimpang yang dapat dikendalikan dengan memotong rimpang dan membawanya ke permukaan. Dengan demikian, teknik pengolahan tanah yang tepat perlu mempertimbangkan jenis-jenis gulma yang dominan. Pengendalian budidaya dengan teknik pengolahan tanah dapat dilakukan secera sederhana dengan menggunakan cangkul, bajak, garu, dan sejenisnya sampai dengan penggunaan traktor, baik tanpa maupun dengan dilengkapi peralatan tambahan untuk pengendalian gulma. Pemupukan secara tidak berimbang dapat menguntungkan jenis-jenis gulma tertentu sehingga sedapat mungkin perlu dihindari, terutama pemupukan N dengan dosis tinggi.
  3. Teknik pengairan, dapat dilakukan melalui penggenangan petak yang akan ditanami maupun pada saluran pengairan. Sawah merupakan contoh teknik pengairan dengan penggenangan, tetapi teknik ini juga dapat dilakukan untuk budidaya tanaman lain di lahan sawah sebelum dilakukan pengolahan tanah. Pengendalian gulma pada saluran pengairan perlu dilakukan untuk mengurangi pemencaran gulma melalui irigasi
  4. Teknik penggunaan benih dan penanaman, meliputi penggunaan benih berlabel, pengaturan barisan dan jarak tanam, pengaturan waktu tanam dan pola petanaman, penggunaan tanaman penutup atau penanung, pergiliran tanaman, dan sebagainya. Penggunaan benih berlabel dapat mengurangi pemencaran biji gulma terbawa benih yang nantinya dapat menjadi sumber pencar gulma. Pengaturan jarak tanam yang mencakup jarak antar tanaman dan pola penanaman dapat mengendalikan jenis-jenis gulma tertentu karena menentukan kecepatan penutupan permukaan lahan oleh tanaman. Teknik pengaturan jarak tanam ini akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan pola pertanaman, seperti misalnya pola tumpangsari atau pola lorong. Dalam pola tumpangsari dan tanam lorong, dapat ditanaman jenis-jenis tanaman penutup tanah sebagai tanaman tumpangsari maupun tanaman lorong sebagaimana pada perladangan di Pulau Timor petani lazim menggunakan tanaman labu. Untuk gulma berhabitus semak yang memerlukan banyak sinar matahari, pengendalian cara budidaya dapat dilakukan dengan menanam jenis-jenis tanaman yang tumbuh cepat dan lebat sebagai tanaman penanung. Pergiliran tanaman yang dilakukan dengan mengganti jenis tanaman setiap musim tanam merupakan pengendalian budidaya jangka panjang yang efektif untuk mengendalikan banyak jenis gulma.
  5. Teknik panen, dilakukan untuk meminimalisasi kontaminasi hasil oleh biji gulma sehingga dapat membantu pemencaran gulma ke tempat-tempat yang sangat jauh. Teknik panen terutama sangat diperlukan dalam pemanenean tanaman biji-bijian (grain crops) yang hasil panennya mudah tercampur dengan biji gulma.  

 
Gambar 5.4. Pengaruh pengendalian teknik budidaya terhadap kepadatan gulma: (a) Kepadatan kecambah padi liar pada tanaman padi ladang yang ditanam dengan dan tanpa pengolahan tanah dan (b) Penurunan bank biji Capsela bursa-pastoris (lingkaran), Spergula arvensis (segitiga), dan Papaver rhoeas (bujursangkar) pada lahan yang dibudidayakan setiap tahun (simbol terbuka) dan pada lahan bera (simbol tertutup). Sumber: (a) http://www.fao.org/docrep/006/y5031e/y5031e09.htm#TopOfPage dan (b) Cousens & Mortimer (1995).

Tabel. 5.2. Pengaruh pergiliran tanaman terhadap hasil gandum dan kepadatan tiga jenis gulma setelah panen di Nebraska, AS
Rotation
Fallow Duration
Wheat Yield
Weed Density
Green Foxtail
Lonspine Sandbur
Kochia
(months) 
(bu/acre) 
——— ( no./yard2) ———
Wheat-fallow
14
62
0.2
1.7
<0.1
Wheat-corn-fallow
11
63
1.1
0.8
<0.1
Continuous wheat
2
48
2.3
<0.1
<0.1
Wheat-corn-spring small grain
1
40
6.7*
1.7
0.3
Wheat-corn-soybean
0
47
1.5
<0.1
0.4
Wheat-corn or sorghum 
0
39
0.9
3.8
2.4*
*Indicates value is significantly different from the value for wheat-fallow at the 5 percent level.
Sumber: http://elkhorn.unl.edu/epublic/pages/publicationD.jsp?publicationId=596
 
Gambar 5.5. Pengendalian budidaya terhadap gulma padi sawah: (a) Membajak, (b) Meluku, dan (c) Meratakan permukaan tanah. Sumber: http://www.knowledgebank. irri.org/ipm/index.php/weeds-crop-health-2743/

Pengendalian kimiawi merupakan cara pengendalian gulma yang dilakukan dengan herbisida kimiawi. Herbisida kimiawi merupakan pestisida berbahan aktif senyawa kimia yang diformulasikan khusus untuk pengendalian gulma dan diperdagangkan dengan nama perdagangan tertentu. Selain berbahan aktif senyawa kimia, herbisida juga dapat berbahan aktif mikroba dan disebut bioherbisida. Selanjutnya herbisida berbahan aktif senyawa kimia akan disebut herbisida, sedangkan yang berbahan aktif mikroba disebut bioherbisida dan akan diuraikan pada bagian pengendalian hayati. Untuk dapat mematikan gulma, bahan aktif herbisida harus dapat mencapai, diserap, ditranslokasi, dimetabolisme oleh dan mecapai ‘tempat kerja’ di dalam tubuh gulma. Keseluruhan proses yang dilalui oleh herbisida sejak mencapai sampai mematikan gulma disebut cara kerja (mode of action, mechanism of action) herbisida, sedangkan proses metabolisme gulma yang diganggu oleh herbisida disebut ‘tempat kerja’ (site of action) herbisida. Cara kerja herbisida, bersama dengan formulasi herbisida, menentukan teknik aplikasi herbisida:
  1. Penyemprotan (spraying), terdiri atas penyemprotan menyeluruh (broadcast spray) penyemprotan daun (foliar spray), dan penyemprotan titik (spot spray), dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis alat semprot (sprayer), dilakukan untuk herbisida yang berformulasi cair atau bubuk dapat dicairkan
  2. Pengolesan (wiping), terdiri atas pengolesan pangkal batang (basal bark treatment) dan pengolesan tunggul (stump tratment), dan penyapuan tajuk (rollong treatment), dilakukan dengan menggunakan kuas untuk aplikasi pengolesan pangkal batang setelah pangkal batang dilukai dan aplikasi pengolesan tunggul setelah batang ditebang dan penyapu tajuk yang dikaitkan dengan traktor untuk aplikasi penyapuan tajuk bagi jenis-jenis gulma yang lebih tinggi daripada tinggi tanaman.
  3. Penyuntikan (injection), terdiri atas penyuntukan pangkal batang (basal bark injection) dan penyuntikan tunggul (stump injection), dilakukan dengan menggunakan alat penyuntik tanpa atau setelah pangkal batang atau tunggul terlebih dahulu dibor, tergantung pada jenis alat penyuntik yang digunakan, dilakukan untuk herbisida yang berformulasi cair atau bubuk dapat dicairkan.
  4. Penebaran (broadcast), dilakukan dengan menebar herbisida secara manual atau dengan menggunakan alat penebar yang dikaitkan dengan traktor, dilakukan untuk herbisida yang berformulasi butiran atau pelet.
  5. Penugalan (drilling), dilakukan dengan menugalkan herbisida ke dalam tanah dengan kedalaman tertentu secara manual maupun dengan bantuan alat penugal yang dikaitkan dengan traktor, dilakukan untuk herbisida yang berformulasi butiran atau pelet.

Berdasarkan sasaran target aplikasinya, aplikasi herbisida dapat dilakukan secara tidak langsung ke tanah atau secara langsung ke gulma. Menurut sasaran dan waktu aplikasinya, aplikasi herbisida dibedakan menjadi:
  1. Aplikasi dini sebelum tanam (early preplant), dilakukan ke tanah beberapa minggu sebelum tanam sehingga herbisida yang digunakan harus mempunyai aktivitas residual yang cukup lama untuk sampai pada periode kritis gulma ketika berkecambah.
  2. Aplikasi menjelang tanam (preplant-incorporated), dilakukan ke tanah beberapa waktu sebelum tanam dengan menggunakan peralatan khusus yang digandeng dengan traktor untuk menempatkan herbisida secara merata pada kedalaman 5-8 cm yang merupakan kedalaman perkecambahan gulma.
  3. Aplikasi setelah tanam sebelum gulma berkecambah (preemergence), dilakukan ke tanah setelah tanam tetapi sebelum perkecambahan tanaman dan gulma. Diperlukan hujan atau pemberian air irigasi untuk memungkinkan herbisida yang diaplikasikan dengan teknik ini
  4. Aplikasi setelah gulma berkecambah untuk herbisida selektif (postemergence selective), dilakukan ke gulma tanpa perlu mengkhawatirkan mengenai tanaman dengan menggunakan jenis herbisida selektif untuk mematikan jenis gulma golongan tertentu.
  5. Aplikasi setelah gulma berkecambah secara terarah (postemergence directed), dilakukan ke gulma secara terarah untuk tidak mengenai tanaman untuk jenis herbisida yang kurang selektif
  6. Aplikasi setelah tanam ke sasaran titik (postemergence spot), dilakukan ke gulma untuk mengenai bagian-bagian tertentu dari tubuh gulma, misalnya pangkal batang, tunggul, titik tumbuh, dsb.

Untuk membantu herbisida dapat bekerja lebih efektif, aplikasi herbisida dilakukan dengan menggunakan bahan pembawa (carrier) yang tepat dengan menambahkan bahan ajuvan (adjuvant) yang sesuai dan dengan memperhatikan kondisi tanah maupun cuaca. Bahan pembawa merupakan bahan yang ditambahkan untuk mengencerkan formulasi atau mempermudah aplikasi, misalnya air untuk untuk herbisida yang berformulasi cair atau bubuk dapat dicairkan atau tepung untuk herbisida berformulasi butiran atau pelet, sedangkan ajuvan merupakan senyawa yang ditambahkan bersamaan dengan saat pencampuran dengan bahan pembawa untuk meningkatkan kinerja herbisida. Pengendalian kimiawi pada umumnya sangat efektif dan efisien dalam mengendalikan gulma, tetapi menimbulkan dampak negatif terhadap tanaman, terhadap timbulnya jenis-jenis gulma resisten, dan terhadap lingkungan hidup.


Tabel 5.3. Tempat kerja, bahan aktif, golongan senyawa kimia, dan nama perdagangan herbisida


Gambar 5.6. Dampak negatif herbisida berupa berkembangnya jenis-jenis gulma yang resisten terhadap herbisida, terutama terhadap herbisida glifosat, pada luas areal tanam tanaman terekayasa genetik yang semakin meningkat. Sumber: http://www7. nationalacademies.org/ocga/testimony/t_herbicide_resistant_weeds_in_GE_crops.asp

Pengendalian hayati merupakan cara pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan agen hayati (biological control agents). Pengendalian hayati berbeda dalam pelaksanaannya dengan pengendalian alami yang dilakukan dengan menggunakan musuh alami (natural enemies), tetapi sama dalam hal jenis organisme yang digunakan. Agen hayati merupakan jenis-jenis musuh alami tertentu yang sengaja dikembangbiakan secara massal untuk kemudian dilepaskan, sedangkan musuh alami berada dan berkembangbiak sendiri di alam. Agen hayati dan musuh alami yang digunakan untuk mengendalikan gulma secara hayati, secara keseluruhan tanpa membedakan apakah merupakan serangga, patogen, dan sebagainya, lazim disebut pemakan gulma (weed feeders). Pemakan gulma dapat berupa golongan binatang (misalnya serangga) atau bukan binatang (misalnya jamur, bakteria). Untuk organisme golongan jamur dan bakteria, organ tertentu organisme tersebut (biasanya spora) dapat diformulasikan untuk diaplikasikan sebagai herbisida (disebut bioherbisida, sebagaimana telah disinggung sebelumnya). Pengendalian hayati gulma dapat dilakukan dengan teknik:
  1. Teknik pengendalian hayati klasik (clasical biological control), dengan melepaskan satu atau beberapa kali di berbagai tempat agen hayati yang sebelumnya telah dibiakkan secara masal, mengupayakannya sampai mapan sampai kemudian dapat berkembang sendiri sehingga pelepasan tidak perlu diulangi setiap musim tanam
  2. Teknik pengendalian hayati pengayaan (augmentative biological control), dengan melepaskan agen hayati setiap kali diperlukan pada musim tanam untuk meningkatkan padat populasi agen hayati yang sudah pernah dilepaskan secara klasik maupun yang memang harus dilepaskan secara berulang
  3. Teknik pengendalian hayati inundatif (inundative biological control), dengan melepaskan agen hayati untuk pertama kali secara masal dalam jumlah besar, termasuk aplikasi bioherbisida untuk melepaskan agen hayati jenis tertentu yang telah diformulasikan dengan menggunakan peralatan sebagaimana pada aplikasi herbisida.
  4. Konservasi musuh alami (natural enemy conservation), dengan melakukan berbagai upaya untuk memungkinkan musuh alami yang telah ada secara alami maupun agen hayati yang telah dilepaskan dapat berkembang dan bekerja secara optimal.

Pada saat ini pengendalian hayati sudah merupakan cara pengendalian yang sangat penting dalam pengendalian gulma. Pengendalian hayati pada umumnya efektif untuk mengendalikan jenis-jenis gulma introduksi dan jenis-jenis gulma invasif, bukan terhadap jenis-jenis gulma dari golongan tumbuhan lokal, dan memerlukan waktu yang relatif agak lama untuk dapat berhasil, terutama bila dilakukan secara klasik. Di Indonesia, pengendalian hayati klasik pernah dilakukan terhadap beberapa jenis gulma, di antaranya terhadap kirinyu (Chromolaena odorata), pertama dengan melepaskan ngengat Pareuchaetes pseudoindulata dan kemudian lalat puru Cecidochares connexa. Kedua agen hayati ini dilaporkan berhasil mengendalikan kirinyu di Jawa dan Sumatera, tetapi di NTT ngengat P. pseudoindulata gagal menjadi mapan, sedangkan lalat puru C. connexa berhasil mapan dan berkembang. Karakteristik yang diperlukan agar agen hayati dapat mengendalikan gulma secara efektif adalah spesifik terhadap gulma sasaran, berdampak negatif terhadap dinamika populasi gulma sasaran, mampu berkembang biak dengan cepat, dapat beradaptasi dengan dan memencar luas pada kondisi iklim setempat, dan setelah berkembang mampu mengkolonisasi gulma dengan baik.

Gambar 5.7. Proses dan waktu yang diperlukan dalam pengendalian hayati gulma. Setelah pelepasan, agen hayati perlu mapan dan populasinya meningkat terlebih dahulu untuk dapat mengendalikan gulma sasaran sehingga memerlukan waktu yang relatif lama. Sumber: http://www.csiro.au/org/WeedBiocontrol.html

Gambar 5.8. Pengendalian hayati Chromolaena odorata: (a) daun dan bunga kirinyu Chromolaena odorata, (b) larva ngengat Pareuchaetes pseudoindulata, (c) imago ngengat P.pseudoindulata, (d) imago lalat Cecidochares connexa, (e) puru pada pucuk C. odorata, dan (f) larva C. connexa di dalam puru. Sumber: Koleksi pribadi dan http://www.arc.agric.za/home.asp?pid=5231

Pengendalian genetik merupakan cara pengendalian yang dilakukan dengan memperbaiki genetik tanaman sehingga menjadi lebih tahan menghadapi kompetisi dari gulma. Dibandingkan dengan pengendalian genetik serangga hama dan penyakit tumbuhan yang sudah sangat berkembang, pengendalian genetik terhadap gulma masih belum banyak dieksplorasi. Meskipun demikian, pengendalian genetik gulma kini telah mulai mendapat banyak perhatian. Pengendalian genetik terhadap gulma dilakukan dengan membudidayakan tanaman yang mempunyai kemampuan bersaing dengan gulma karena kemampuan kompetisinya yang tinggi maupun karena menghasilkan alelokemikal yang merugikan gulma sebagaimana yang telah dilakukan pada padi.
 
Gambar 5.9. Pengendalian genetik terhadap gulma pada tanaman padi: (a) Kultivar padi tahan gulma tahan kompetisi gulma harus mempunyai vigor kuat, perkembangan luas daun cepat, pertumbuhan tinggi awal cepat, dan/atau kemampuan membentuk anakan tinggi dan (b) pemilihan jenis-jenis padi lokal yang mempunyai kemampuan alelopati. Sumber: http://www.knowledgebank.irri.org/ipm/index.php/weeds-crop-health-2743/ 493-variety-selection

Setiap cara pengendalian mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing dan juga beberapa teknik pengendalian dapat digolongkan ke dalam dua atau lebih cara pengendalian yang berbeda. Selain itu, teknik pengendalian dari cara pengendalian tertentu hanya efektif terhadap gulma tertentu pada fase pertumbuhan tertentu. Pada pihak lain, gulma yang harus dikendalikan bukan hanya satu atau dua jenis seperti dalam pengendalian binatang hama atau penyakit tumbuhan, melainkan banyak jenis gulma sekaligus. Herbisida kimiawi dapat digunakan untuk mengendalikan banyak jenis gulma secara efektif, tetapi penggunaan herbisida secara berlebihan menyebabkan biaya produksi menjadi meningkat dan menimbulkan dampak terhadap jenis-jenis gulma yang menjadi resisten, kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang lebih efektif dan efisien maka penggunaan herbisida harus merupakan pilihan terakhir dan pengendalian gulma perlu perlu diprioritaskan pada kombinasi beberapa cara pengendalian ke dalam suatu strategi pengendalian.

Tabel 5.4. Efek paling menentukan berbagai cara/teknik pengendalian untuk mengen-dalikan gulma
Cara/Teknik Pengendalian
Efek Paling Menentukan terhadao Gulma
Contoh
Crop rotation
Reduction of weed emergence
Alternation between winter and spring-summer crops
Cover crops (used as green manures or dead mulches)
Reduction of weed emergence
Cover crop grown in-between two cash crops
Primary tillage
Reduction of weed emergence
Deep ploughing, alternation between ploughing and reduced tillage
Seed bed preparation
Reduction of weed emergence
False (stale)-seed bed technique
Soil solarization
Reduction of weed emergence
Use of black or transparent films (in glasshouse or field)
Irrigation and drainage system
Reduction of weed emergence
Irrigation placement (micro/trickle-irrigation), clearance of vegetation growing along ditches
Crop residue management
Reduction of weed emergence
Stubble cultivation
Sowing/planting time and crop spatial arrangement
Improvement of crop competitive ability
Use of transplants, higher seeding rate, lower inter-row distance, anticipation or delay of sowing/transplant date
Crop genotype choice
Improvement of crop competitive ability
Use of varieties characterised by quick emergence, high growth and soil cover rates in early stages
Cover crops (used as living mulches)
Improvement of crop (canopy) competitive ability
Legume cover crop sown in the inter-row of a row crop
Intercropping
Reduction of weed emergence, improvement of crop competitive ability
Intercropped cash crops
Fertilization
Reduction of weed emergence, improvement of crop competitive ability
Use of slow nutrient-releasing organic fertilizers and amendments, fertilizer placement, anticipation or delay of pre-sowing or top-dressing N fertilization
Cultivation
Killing of existing vegetation, reduction of weed emergence
Post-emergence harrowing or hoeing, ridging
Herbicide application
Killing of existing vegetation, reduction of weed emergence
Pre- or post-emergence spraying
Thermal weed control
Killing of existing vegetation, reduction of weed emergence
Pre-emergence or localized post-emergence flame-weeding
Biological weed control
Killing of existing vegetation, reduction of weed emergence
Use of (weed) species-specific pathogens or pests

Alasan di atas mendorong berkembangnya konsep pengelolaan gulma terpadu yang di Indonesia merupakan PHT yang diterapkan terhadap gulma. Di dalam konsep ini bukan hanya cara pengendalian gulma yang dikombinasikan, tetapi berbagai kegiatan/tindakan perlindungan tanaman dan kegiatan /tindakan lain yang dapat membantu mempermudah pengendalian gulma, termasuk menginventasisasi, memetakan, memantau, perkembangan populasi, memantau pelaksanaan pengendalian, dan pada akhirnya mengevaluasi seluruh kegiatan/tindakan yang telah dilaksanakan. Pada akhirnya, dengan konsep pengelolaan gulma terpadu, gulma bukan lagi sekedar permasalahan biologi, melainkan persoalan lintas bidang sehingga pengendaliannya memerlukan pendekatan terpadu.

Latihan
Setelah mempelajari seluruh cara pengendalian gulma yang diuraikan pada kegiatan belajar ini, cobalah diskusikan dengan teman-teman mahasiswa, manakah yang lebih mudah, memadukan cara pengendalian binatang hama, penyakit, atau gulma. Berikan alasan atas jawaban yang diberikan.

Rangkuman
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara yang di dalam buku-buku teks pengendalian gulma cara-cara yang disebutkan sering berbeda satu sama lain. Untuk menempatkan pengendalian gulma sebagai bagian dari kegiatan/tindakan perlindungan tanaman sebagaimana yang ditur dalam peraturan perundang-undangan maka cara pengendalian gulma dapat dibedakan menjadi cara mekanik, cara fisik, cara budidaya, cara kimiawi, cara hayati, dan cara genetik. Sesuai dengan sistem perlindungan tanaman yang berlaku di Indonesia, yaitu PHT, maka dalam pelaksanaannya cara-cara pengendalian tersebut perlu dikombinasikan sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan.

Glosarium

  • agen hayati gulma: jenis-jenis musuh alami tertentu yang sengaja dikembangbiakan secara masal untuk kemudian dilepaskan untuk mengendalikan gulma
  • bioherbisida: herbisida berbahan aktif mikroba yang untuk aplikasinya dilakukan dengan teknik yang sama dengan aplikasi herbisida kimiawi
  • cara kerja herbisida: keseluruhan proses yang dilalui oleh herbisida sejak mencapai sampai mematikan gulma 
  • cara pengendalian: penggunaan prosedur dan sarana tertentu untuk melakukan pengendalian gulma
  • herbisida kimiawi: pestisida berbahan aktif senyawa kimia yang diformulasikan khusus untuk pengendalian gulma. 
  • musuh alami gulma: segala organisme yang terdapat di alam yang untuk kelangsungan hidupnya menggunakan gulma sebagai makananannya
  • pemakan gulma: agen hayati dan musuh alami yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma secara hayati, tanpa membedakan apakah merupakan serangga, patogen, dan sebagainya, apakah musuh alami atau agen hayati. 
  • pengendalian budidaya: cara pengendalian gulma dengan menggunakan teknik budidaya mulai dari penyiapan lahan sampai panen. 
  • pengendalian fisik: cara pengendalian gulma dengan menggunakan tenaga fisik yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan biji, kecambah,atau gulma dewasa. 
  • pengendalian genetik: cara pengendalian yang dilakukan dengan memperbaiki genetik tanaman sehingga menjadi lebih tahan menghadapi kompetisi dari gulma.
  • pengendalian kimiawi: cara pengendalian gulma yang dilakukan dengan herbisida kimiawi. 
  • pengendalian mekanik: cara pengendalian gulma dengan menggunakan kekuatan mekanik, dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan peralatan. 
  • pengendalian hayati: cara pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan agen hayati 
  • strategi pengendalian: hasil pemilihan dan penggabungan cara-cara pengendalian yang tepat untuk memperoleh hasil pengendalian gulma yang diinginkan yang dilakukan melalui penyusunan strategi pengendalian
  • tempat kerja herbisida: proses metabolisme gulma yang diganggu secara langsung oleh herbisida.
  • teknik pengendalian: kegiatan yang dilakukan untuk melakukan cara pengendalian tertentu.
Sofskill dan Tugas
Setiap mahasiswa wajib menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan terhadap setiap matri kuliah di dalam kotak komentar yang disediakan di bawah materi. Mahasiswa wajib mengomentari dan.atau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya, minimal terhadap komentar dan/atau pertanyaan satu mahasiswa dalam satu materi. 

Batas akhir menyampaikan komentar terhadap materi ini adalah Selasa, 5 November 2019. Batas akhir ini tidak akan diperpanjang. Komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan melampaui tanggal tersebut akan diabaikan. Sampaikan komentar dan/ayau pertanyaan secara singkat dan jelas tanpa perlu didahului dengan sapaan.



66 komentar:

  1. Selamat pagi Pa. Terimakasi atas materi yang berikan kepada kami yang sangat bermaanfaat bagi kami sebagai mahasiswa.
    Disini saya mau bertanya jenis mikroba apa saja yang mampu untuk melakukan pengendalian gulma yang secara efektif dan secara efisien?
    Terimakasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jenis mikroba yang mampu untuk melakukan pengendalian gulma yang secara efektif dan secara efisien yaitu bioherbisida dan bioinsektisida

      Hapus
  2. Selamat pgi pak
    Saya ingin menanyakan mengenai teknik pengendalian sesuai materi di atas kalo kita lihat dari segi undang undangnya bahwa teknik pengendalian harus ada pertimbangan
    Yang menjadi pertanyaan saya ketika mengunakan teknik pengendalian secara kimiawi yaitu herbisida otomatis herbisida membunuh mikroba dalam tanah yang bisa di manfaatkan pada teknik pengendalian secara biologis
    Bagaimana cara agar tanpa merugikan pada salah satu teknik pengendalian,Oleh teknik kimiawi terhadap biologis?
    Terimakasih

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Selamat pagi pak, trimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk bertanya. pada materi di atas, menjelaskan tentang pengendalian gulma secara mekanik dengan cara menutup permukaan tanah menggunakan mulsa plastik tertentu. Yang ingin saya tanyakan apa yang dimaksud dengan mulsa plastik dan cara penggunaannya. Trimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Mulsa plastik atau sering disebut juga mulsa plastik hitam perak (MPHP) adalah lembaran plastik khusus dengan dua sisi yang berbeda warna, yaitu hitam dan perak. Mulsa plastik digunakan untuk menutupi lahan tanaman budidaya untuk mencegah pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban tanah, menjaga struktur tanah, mencegah erosi permukaan tanah serta meminimalisir hama dan penyakit tanaman. cara pemasangannya : Siapkan mulsa plastik sepanjang bedengan dikurangi ± 50 cm untuk pemuaian dan penarikan saat pemasangan.
      Ujung-ujung mulsa plastik ditarik secara bersamaan dan kedua ujung dipasak dengan bambu berbentuk U.
      Pasang pasak bambu di salah satu sisi terlebih dahulu dengan jarak 50 cm, kemudian dilanjutkan pada sisi yang lain sambil ditarik secara perlahan agar mulsa dapat menutup dengan rapat.
      Buat lubang sesuai jarak tanam dengan menggunakan pelubang khusus atau kaleng bekas susu kental manis yang dipanaskan.
      Untuk hasil yang terbaik, usahakan saat pemasangan mulsa menggunakan minimal 2 orang tenaga kerja pada saat panas matahari sedang terik (tengah hari).

      Hapus
  5. Bagaimana kita menilai tingkat efektifitas dan efesiensi diantara teknik pengendalian gulma yang berlandasan pada undang undang yaitu pengambilan keputusan?

    BalasHapus
  6. Terima kasih pak, atas materi diatas
    Saya ingin bertanya
    Apakah pengendalian gulma dengan cara pengendalian fisik yaitu salah satu dengan teknik tebas bakar merupakan cara yang efektif dan apakah ada dampak setelah menggunakan cara pengendalian tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik
      Menurut pendapat saya pengendalian fisik yaitu dengan cara teknik tebas bakar bukanlah cara pengendalian yang efektif karena dengan pengendalian dengan cara ini tidak akan secara langsung memusnahkan gulma sampai ke titik pertumbuhannya,karena gulma yang telah dibakar, mungkin saja bisa tumbuh lagi disaat musim penghujan tiba atau tanah dalam keadaan lembap dan dapat memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan, karena menyebabkan keruskan lingkungan hidup, banyak pepohonan yang mati, dan sumber mata air menjadi kering sehingga akan muncul pemanasan global
      Terima kasih

      Hapus
    2. Baik
      Menurut pendapat saya pengendalian fisik yaitu dengan cara teknik tebas bakar bukanlah cara pengendalian yang efektif karena dengan pengendalian dengan cara ini tidak akan secara langsung memusnahkan gulma sampai ke titik pertumbuhannya,karena gulma yang telah dibakar, mungkin saja bisa tumbuh lagi disaat musim penghujan tiba atau tanah dalam keadaan lembap dan dapat memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan, karena menyebabkan keruskan lingkungan hidup, banyak pepohonan yang mati, dan sumber mata air menjadi kering sehingga akan muncul pemanasan global
      Terima kasih

      Hapus
    3. Saya ingin menambahkan sedikit dari jawaban teman saya echand gili,menurut saya pengendalian fisik dengan tebas bakar itu bukan cara yang efektif.
      Dampak setelah menggunakan pengendalian tersebut ialah gulma akan semakin resisten dan semakin banyak karena sebenarnya ada gulma yang jika melakukan pengendalian tebas bakar akan mendorong berkembanganya jenis-jenis gulma tersebut karena ada gulma yang tahan terhadap api bahkan tahan terhadap herbisida.

      Hapus
  7. Terima kasih atas materinya pak
    Baik, yang ingin saya tanyakan :
    Bagaimana cara pengendalian jenis-jenis gulma introduksi dan jenis-jenis gulma invasif, dan contoh apa saja yang terjadi pada gulma introduksi dan gulma invasif?

    BalasHapus
  8. Apa yang menyebabkan timbulnya jenis jenis gulma yang resisten terhadap lingkungan hidup?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Faktor penyebab resistensi gulma adalah penggunaan herbisida yang kurang bijaksana dalam jangka waktu yang lama.

      Hapus
  9. Apakah ada perbedaan cara pengendalian gulma di negara maju dengan Indonesia?
    Jika ada kira-kira mengapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik saya akan mencoba menjawab:
      Menurut pendapat saya perbedan pengendalian gulma di indonesia ada.
      Karena:
      1.sistem kebijakan yang diambil pemerintah indonesia dan negara maju berbeda dalam usaha pengendalian gulma
      2.subsidi yang di berikan pemerintah indonesia berupa pupuk dan bantuan bibit sedangkan negara maju memberikan pendidikan gratis kepada para petani dan sebagian besar petani di negara maju memiliki sertifikat untuk melakukan kegiatan pertanian.
      Terimakasih

      Hapus
  10. Terima kasih untuk materinya pak.
    pengendalian gulma menggunakan pengedalian genetik,selain mempunyai sisi kelebihan resistensi terhadap gulma,apa kekurangan dari pengendalian gulma secara genetik ini?

    BalasHapus
  11. Sebenarnya gulma jika dikelola dengan optimal dan benar akan memberikan manfaat dan meningkatkan produktivitas lahan. Pengendalian seperti apa yang paling efektif yang dilakukan dalam mengendalikan gulma khususnya gulma yang tumbuh di lahan kering sehingga gulma tersebut dapat kita manfaatkan kembali untuk tanaman?

    BalasHapus
  12. Terima kasih untuk materinya, Pak.
    Mengapa pemberaan lahan dapat mendorong proses suksesi sehingga jenis-jenis gulma dapat digantikan oleh jenis-jenis tumbuhan gukan gulma?

    BalasHapus
  13. Mengapa pengendalian genetik terhadap gulma masih belum banyak diekksplorasi dibandingkan dengan pengendalian gulma serangan hama dan penyakit tumbuhan yang sudah sangat berkembang

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Baik Pak
    Disini saya ingin bertanya apakah pengendalian secara kimiawi bisa dikombinasikan dengan teknik pengendalian lainnya? Jika ada kira-kira bagaimana cara mengkombinasikannya sehingga teknik pengendaliannya menjadi efektif
    Terimakasih Pak

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Mengapa Pengendalian Hayati akan menjadi lebih Lama bila menggunakan teknik secara Klasik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya,pengendalian hayati menjadi lebih lama bila menggunakan teknik secara klasik karena pengendalian hayati dengan teknik klasik menggunakan musuh alami sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.

      Hapus
  18. Berdasarkan penjelasan diatas bahwa :Pengendalian fisik dengan pembakaran dapat mendorong terjadinya perubahan dominansi gulma ke arah jenis-jenis gulma yang tahan api (fire resistant). Yang menjadi pertanyaan daya, Bagaimana proses perubahan dominasi gulma ke arah jenis-jenis gulma yang tahan api dan contoh jenis-jenis gulma yang tahan api?

    BalasHapus
  19. Terimakasih pak atas materinya..
    Yang ingin saya tanyakan:
    Teknik pengendalian apa yang mempunyai pengaruh negatif terhadap lingkungan di sekitar tumbuh nya tanaman tersebut?
    Dan mengapa dia dapat memberi dampak negatif?
    Terimakasih pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk teman sorta. Menurut saya pengendalian yang mempunyai pengaruh negatif terhadap lingkungan di sekitar tumbuhnya tanaman adalah teknik penyemprotan herbisida.
      Karena herbisida yang diaplikasikan dengan dosis tinggi dapat mematikan seluruh bagian dari jenis tumbuhan. Maka alangkah baiknya penggunaan herbisida adalah dengan dosis yang sesuai karena herbisida itu bersifat racun dan agar varietas tanaman sekitar tidak berdampak.
      Sekian, mohon maaf apabila terdapat kekurangan. Terima kasih

      Hapus
  20. Selamat pagi pak.
    Pengendalian gulma terdapat pada peraturan perundang-undangan. Pada peraturan perundang-undangan nomor berapa yang membahas/mengatur tentang pengendalian gulma. Tentunya perundang-undangan ini dibuat diharapkan agar dipatuhi. Maka, sanksi apa yang didapat jika tidak melakukan pengendalian gulma yang sesuai dengan yang tertera pada perundang-undangan tersebut?

    BalasHapus
  21. Baik Pak di atas di jelaskan herbisida merupakan pengendalian yang paling efektif dan efisien dalam pengendalian gulma meskipun menimbulkan dampak negatif terhadap tanaman, timbulnya jenis-jenis gulma yang resisten serta terhadap lingkungan hidup.. Yang ingin saya tanyakan adakah cara yang di lakukan untuk meminimalisir dampak negatif dari penggunaan herbisida tersebut?
    Trimaksih pak .

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang menyebabkan ada dampak negatif pada penggunaan herbisida itu karna dalam penggunaannya kadang tidak sesuai dengan aturan atau penggunaan yang berlebihan
      Maka dari itu perlu adanya peraturan dan pendekatan kepada masyrakat bagaiamaan penggunaan herbisida yang tepat,karna kebanyakan masyarakat ada yang tidak tau penggunanan yang benar sperti apa,sehingga bisa mengurani dampak negatif dari penggunaan herbisida.Terima kasih

      Hapus
  22. Baik Pak
    Disini saya ingin bertanya apakah pengendalian secara kimiawi bisa dikombinasikan dengan teknik pengendalian lainnya? Jika ada kira-kira bagaimana cara mengkombinasikannya sehingga teknik pengendaliannya menjadi efektif
    Terimakasih Pak

    BalasHapus
  23. Apakah pengendalian gulma dengan cara pengendalian fisik yaitu teknis tebas bakar ini menyebabkan tanah subur atau tidak setelah pembakaran ini dilakukan jelaskan dan apa dampak pada tanah tersebut

    BalasHapus
  24. Salamat pagi pak

    Pertanyaan saya :dari berbagai teknik pengendalian hama dalam hal ini ada beberapa tekni pengendalian yaitu secara fisik,mekanik,budidaya ,biologi,genetik,kimiawi dari bebrapa tekni di atas apakah ada tekni pengendalain yang paling sederhana ?

    BalasHapus
  25. Salamat pagi pak

    Pertanyaan saya :dari berbagai teknik pengendalian hama dalam hal ini ada beberapa tekni pengendalian yaitu secara fisik,mekanik,budidaya ,biologi,genetik,kimiawi dari bebrapa tekni di atas apakah ada tekni pengendalain yang paling sederhana ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari beberapa pengendalian dia atas yang paling sederhana adalah pengendalian secara mekanik karena pengendalian ini dapat di lakukan secara manual, seperti mencabut menggunakan tangan, menebas menggunakan parang dan sabit atau peralatan yang mudah di jangkau oleh para petani dan teknik pengendalian ini tidak menggunakan bahan kimia dalam menekan populasi gulma..
      Terimakasih

      Hapus
  26. Sya lihat banyak masyarakat tani yang melakukan pengendalian gulma dengan cara tebas bakar. Berkaitan dengan itu apakah pengendalian Tebas bakar trmasuk dlam pengendalian gulma yang baik.

    BalasHapus
  27. Terimakasih untuk materinya bapak.
    Pada materi tersebut menjelaskan bahwa cara pengendalian gulma itu salah satunya adalah dengan cara mekanik yaitu mencabut gulma tersebut.
    Yang ingin saya tanyakan disini apakah cara tersebut dapat mengurangi tumbuhnya gulma karena kita tahu bahwa dengan mencabut gulma itu otomatis pasti ada saja sisa dari gulma yang kita cabut tersebut dan bagaimana cara agar gulma yang kita cabut tersebut benar-benar bisa dikendalikan.
    Terimakasih

    BalasHapus
  28. Terima kasih Pak atas Materinya Berkaitan dengan Aplikasi menjelang tanam (preplant-incorporated), dilakukan ke tanah beberapa waktu sebelum tanam dengan menggunakan peralatan khusus yang digandeng dengan traktor untuk menempatkan herbisida secara merata pada kedalaman 5-8 cm yang merupakan kedalaman perkecambahan gulma.Yang menjadi pertanyaannya Apakah itu tidak mengganggu dan berbahaya untuk tanaman?

    BalasHapus
  29. Terima kasih Pak atas Materinya Berkaitan dengan Aplikasi menjelang tanam (preplant-incorporated), dilakukan ke tanah beberapa waktu sebelum tanam dengan menggunakan peralatan khusus yang digandeng dengan traktor untuk menempatkan herbisida secara merata pada kedalaman 5-8 cm yang merupakan kedalaman perkecambahan gulma.Yang menjadi pertanyaannya Apakah itu tidak mengganggu dan berbahaya untuk tanaman?

    BalasHapus
  30. Mekanik berarti peralatan sehingga pengendalian mekanik berarti pengendalian dengan peralatan dan oleh karena itu mencabut gulma dengan tangan bukan merupakan pengendalian mekanik,melainkan pengendalian manual.
    Bagaimana mencabut gulma dengan tangan dapat dikategorikan sebagai pengendalian mekanik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sesuai dengan penjelasan diatas Pengendalian mekanik merupakan cara pengendalian gulma dengan menggunakan kekuatan mekanik, dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan peralatan.
      pengendalian gulma yang dilakukan dengan cara mencabut dapat dikategorikan sebagai pengendalian gulma secara mekanik karena mencabut merupakan salah satu cara pengendalian gulma mekanik yang dilakukan secara manual. manual sendiri memiliki arti "dilakukan dengan tangan"

      Hapus
  31. Terimakasih atas materi nya pak
    Sesuai dengan materi yang disampaikan,saya mau bertanya tentang "dan pengendalian gulma perlu perlu diprioritaskan pada kombinasi beberapa cara pengendalian ke dalam suatu strategi pengendalian."
    yangmenjadi pertanyaan saya adalah
    Cara pengendalian gulma apa saja yang baik untuk dikombinasikan menjadi suatu strategi pengendalian yang efisien?
    terimakasih

    BalasHapus
  32. Selamat Sore Pak
    Baik saya Ingin Bertanya
    Jelaskan bagaimana pengendalian Gulma secara Kimia dengan Menggunakan herbisida
    Terimkasih pak

    BalasHapus
  33. Terimakasih pak
    Apakah pengendalian hayati dengan menggunakan agen hayati gulma dapat membantu mengatasi dulma dengan efisien?

    BalasHapus
  34. Selamat malam Pak
    Terima kasih atas materinya
    Terkait dengan pengendalian gulma
    Yang ingin saya tanyakan Pak
    Apakah dampak yang ditimbulkan dari pengendalian gulma dengan cara pembakaran bagi kesuburan tanah?

    BalasHapus
  35. Baik pak terima kasih materinya..
    Berkaitan dengan pengendalian genetik..

    Mengapa pengendalian genetik pada gulma masih belum banyak dieksplorasi?

    Makasih pak...

    BalasHapus
  36. Bagaimana pengendalian gulma yang dilakukan dengan mengunakan herbisida kimiawi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap pencemaran lingkungan.

      Hapus
  37. Orang Timor lebih menyukai membuka perladangan di lahan yang berlereng di dataran tinggi daripada di lahan datar di dataran rendah karena lahan-lahan yang datar pada umumnya terinfestasi berat oleh gulma yang bijinya terakumulasi oleh aliran air pada musim hujan.pertanyaannya Apakah ada cara atau perlakuan khusus untuk mengatasi kasus tersebut Agar masyarakat Timor dapat memanfaatkan ladangnya didataran rendah tanpa khawatir dan risih oleh Gulma !

    BalasHapus
  38. Ebobet merupakan situs slot online via deposit pulsa aman dan terpercaya, Dengan menggunakan Satu User ID bisa bermain semua game dari Bola, Live Casino, Slot online, tembak ikan, poker, domino dan masih banyak yang lain.

    Sangat banyak bonus yang tersedia di ebobet di antaranya :
    Bonus yang tersedia saat ini
    Bonus new member Sportbook 100%
    Bonus new member Slot 100%
    Bonus new member Slot 50%
    Bonus new member ALL Game 20%
    Bonus Setiap hari 10%
    Bonus Setiap kali 3%
    Bonus mingguan Cashback 5%-10%
    Bonus Mingguan Rollingan Live Casino 1%
    Bonus bulanan sampai Ratusan Juta
    Bonus Referral
    Minimal deposit hanya 10ribu

    EBOBET juga menyediakan berbagai layanan transaksi deposit dan withdraw Bank Lokal terlengkap Indonesia seperti Bank BCA - Bank BNI46 - Bank BRI - Bank Mandiri - Bank Danamon - Bank Cimb Niaga, OVO, Deposit via Ovo. Deposit via Dana, Deposit via Go Pay, Telkomsel dan XL.

    Situs :EBOBET
    WA : +855967598801

    BalasHapus
  39. saya ingin bertanya pak Apa pendapat kalian terhadap pengendalian gulma dengan cara dibakar ? coba jelaskan

    BalasHapus
  40. Baik Terima kasih atas materi yang telah diberikan .
    Disini saya mau bertanya .
    Dampak negatif herbisida berupa berkembangnya jenis-jenis gulma yang resisten terhadap herbisida, terutama terhadap herbisida glifosat, pada luas areal tanam tanaman terekayasa genetik yang semakin meningkat, jika hal seperti ini sudah terjadi , apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk mengendalikan gulma yang sudah resisten tersebut.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  41. Baik terima kasih atas materi yang telah di berikan.
    Pengendalian yang di lakukan dengan cara pembakaran luas dilakukan dengan teknik tebas bakar (slash and burn) sebagaimana yang lazim dipraktikkan pada perladangan berpindah atau dengan teknik pembakaran preskripsi (prescribed burning), yaitu pembakaran yang dilakukan dengan prosedur khusus untuk mengendalikan gulma di kawasan hutan (gulma lingkungan hidup).
    Yang ingin saya tanyakan
    Apakah pengendalian yang di lakukan dengan cara pembakaran ini tidak merusak organisme yang ada di dalam tanah karena kepanasan?
    Baik terima kasih ibu🙏

    BalasHapus
  42. Baik Terimkasih

    Teknik pengelolaan dan penyiapan lahan, meliputi pemberaan dan pembersihan lahan. Pemberaan lahan mendorong proses suksesi sehingga jenis-jenis gulma dapat digantikan oleh jenis-jenis tumbuhan bukan gulma.
    Yang ingin saya tanyakan kenapa pemberaan lahan mendorong proses sukesi sehingga jenis-jenis gulma dapat digantikan dengan tumbuhan bukan gulma? Dan kenapa teknik pemberaan harus mencegah kebakaran dan mengindarkan perumputan oleh ternak lepas ?
    Terimkasih

    BalasHapus
  43. Baik terima Kasih
    Dalam materi dijelaskan tentang pengendalian hayati
    Apakah pengendalian hayati dengan menggunakan agen hayati gulma dapat membantu mengatasi dulma dengan efisien?
    Terima kasih bu

    BalasHapus
  44. Baik terimakasih atas materinya ibu🙏
    Tadi di atas menjelaskan tentang pengendalian gulma secara fisik ini dengan cara melakukan penyemprotan api pada gulma apakah dengan cara tersebut tidak menggangu tanaman yang disekitarnya misalnya tanaman yang dibudidayakan?
    Terima kasih 🙏

    BalasHapus
  45. Baik, dalam pengemdalian gulma secara fisik terdiri atas beberapa teknik salah satunya adalah pembakaran setempat maupun pembakaran luas. Dari tenik pembakaran ini apakah benar benar mengendalikan populasi gulma atau tidak jelaskan

    BalasHapus
  46. Baik terima kasih atas materinya🙏
    Dengan materi yang telah disajikan bahwa jika mengendalikan gulma secara efisien dengan seminimal mungkin menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan, maupun lingkungan hidup....
    Coba jelaskan dampak merugikan kesehatan,terhadap tanaman tersebut seperti apa..terima kasih🙏

    BalasHapus
  47. Selamat pagi
    Terima kasih atas materinya yang menjelaskan tentang
    Cara dan Teknik Pengendalian sebagai Tindakan Perlindungan Tanaman terhadap Gulma
    .mohon menjelaskan dari berbagai teknik pengendalian, apakah ada pengendalian yang paling sederhana namun dapat diandalkan, tanpa menggunakan teknik pengendalian yang lain seperti menggunakan herbisida yang jika digunakan tidak tepat waktu yang menimbulkan resistensi terhadap gulma.
    Terima kasih🙏

    BalasHapus
  48. Terima kasih atas materinya yang dimaa menjelaskan bahwa Untuk menempatkan pengendalian gulma sebagai bagian dari kegiatan/tindakan perlindungan tanaman sebagaimana yang ditur dalam peraturan perundang-undangan maka cara pengendalian gulma dapat dibedakan menjadi cara mekanik, cara fisik, cara budidaya, cara kimiawi, cara hayati, dan cara genetik. Sesuai dengan sistem perlindungan tanaman yang berlaku di Indonesia, yaitu PHT, maka dalam pelaksanaannya cara-cara pengendalian tersebut perlu dikombinasikan sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan.

    .mohon menjelaskan cara mengkombinasikan berbagai cara pengendalian tersebut dilakukan tepat waktu dan sasaran
    .sehingga teknik pengendaliannya menjadi efisien dan dapat diandalkan

    BalasHapus
  49. Baik trimakasih atas materi Nya🙏 dari materi di atas di jelaskan banhwa setiap pengendelanian gulma memiliki kekurangan dan kelebihan nya yg ingin saya tanyakan adalah apa kelebihan dan kekurangan dari teknik- teknik pengendalian di atas Trimakasih😇🙏

    BalasHapus
  50. Baik terimakasih atas materinya🙏dan saya juga mau bertanya apakah tda ada resiko bagi tanaman dalam proses pengendalian seperti yg diuraikan diaatas🙏🙏?

    BalasHapus
  51. Promo Spesial Bonus 100% !

    Daftar Judi CASINO Online Terpercaya di Indonesia Disitus Bolavita sekarang juga !

    Menyediakan Minimal Deposit & Withdraw yang relatif murah... Hanya Rp 50.000,- Menjamin keamanan dan kenyamanan anda bermain !

    Proses transaksi penarikan dana dan deposit tidak sampai 5 menit ! Mengutamakan kenyamanan dan keamanan para member !

    Menyediakan transaksi yang cukup lengkap, seperti Ovo, Gopay, Linkaja, Dana, Pulsa dan Semua Jenis rekening Yang ada di Indonesia.

    Selain Menyediakan Casino Live, Juga menyediakan permainan lainnya yang lengkap dan populer !
    Anda bisa langsung mengklaim Bonus 100% !

    Untuk Informasi selengkapnya, Jangan Sungkan Hubungi Kontak Cs kami yang online 24 Jam dibawah ini :

    » Nomor WhatsApp : +62812-2222-995
    » ID Telegram : @bolavitacc
    » ID Wechat : Bolavita
    » ID Line : cs_bolavita

    BalasHapus