1.1. Mengenali Permasalahan yang Ditimbulkan oleh Gulma

Bayangkan apa yang dapat terjadi bila berbagai spesies rumput dan tumbuhan berdaun lebar yang tumbuh bersama tanaman padi sawah, padi ladang, atau jagung tidak disiangi. Dalam waktu singkat, berbagai spesies rumput dan tumbuhan berdaun lebar tersebut akan tumbuh lebih tinggi dan kemudian menutupi tajuk tanaman. Jika penyiangan dilakukan terlambat maka pada saat panen dapat dipastikan hasil yang diperoleh tidak akan sebanyak hasil yang diperoleh bila dilakukan penyiangan tepat waktu. Berbagai spesies rumput dan tumbuhan berdaun lebar yang tumbuh bersama dengan tanaman akan bersaing dalam memperoleh sumberdaya pertumbuhan tanaman, yang meliputi ruang, cahaya matahari, air, dan unsur hara.

1.1.1. MATERI KULIAH

1.1.1.1. Membaca Materi Kuliah

Menghadapi tanaman, jenis-jenis rumput (grass) dan tumbuhan berdaun lebar (broadleaf weeds) pada umumnya selalu memenangi persaingan dalam memperoleh ruang, cahaya matahari, air, dan unsur hara. Jenis-jenis rumput dan tumbuhan berdaun lebar tersebut juga dapat menghasilkan senyawa beracun yang menghambat pertumbuhan tanaman. Akibatnya, hasil tanaman menjadi lebih rendah daripada bila tumbuh tidak bersama dengan berbagai jenis rumput dan tumbuhan berdaun lebar. Perbedaan hasil antara tanaman tanpa menghadapi persaingan dan dengan menghadapi persaingan oleh berbagai jenis rumput dan tumbuhan berdaun lebar dikenal dengan istilah kehilangan hasil (yield loss atau crop loss). Kehilangan hasil dapat dinyatakan dalam bentuk produksi (besar kehilangan hasil, BKH) maupun dalam bentuk nilai uang (nilai kehilangan hasil, NKH). Bila tidak dilakukan penyiangan secara tepat waktu, kehilangan hasil yang disebabkan oleh gulma dapat lebih besar daripada kehilangan hasil oleh binatang hama maupun oleh organisme patogenik (penyebab penyakit tanaman).

Nilai kehilangan hasil yang ditimbulkan oleh gulma tentu tidak sedikit. Sayangnya, angka nilai kehilangan hasil tersebut tidak tersedia untuk Indonesia. Untuk Australia, angka nilai kehilangan hasil yang disebabkan oleh gulma oleh gulma pada tahun 2001/2002 adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 1.2.

Bukan hanya itu dampak merusak yang ditimbulkan, rumput dan tumbuhan berdaun lebar di dalam maupun di luar areal pertanaman dapat menjadi tempat persembunyian dan tempat bersarang berbagai jenis binatang hama, misalnya saja tikus. Berbagai jenis rumput dan tumbuhan berdaun lebar tersebut juga dapat menjadi inang pengganti (alternative host) atau inang penggilir (alternate host) bagi patogen (penyebab penyakit tanaman) jenis tertentu. Berbagai jenis rumput dan jenis tumbuhan berdaun lebar tersebut juga bisa menyulitkan pelaksanaan panen. Bayangkan kalau yang tumbuh bersama tanaman adalah jenis-jenis tumbuhan yang berduri tajam atau mempunyai bagian-bagian yang dapat menimbulkan gatal atau iritasi pada kulit. Hasil yang dipanen dari tanaman yang tumbuh bersama dengan berbagai jenis rumput dan tumbuhan berdaun lebar bisa bercampur biji jenis-jenis rumput dan tumbuhan berdaun lebar yang tumbuh bersama tanaman. Bagaimana kalau biji-biji pencampur tersebut ada yang beracun atau menimbulkan gangguan kesehatan? Kalaupun biji-biji pencampur tersebut tidak beracun atau menimbulkan gangguan kesehatan lainnya, bagaimana bila hasil tanaman yang bercampur biji rumput dan tumbuhan berdaun lebar tersebut dijual? Bukankah hasil tanaman yang bercampur biji rumput dan tumbuhan berdaun lebar tersebut dapat menurunkan harga hasil tanaman dan dapat menjadi wahana pemencaran menuju tempat-tempat yang jauh? Bagaimana kalau yang terjadi sebaliknya, bersediakah kita membeli atau mengimpor hasil tanaman yang bercampur dengan biji rumput dan tumbuhan berdaun lebar? Belum lagi yang tumbuh pada saluran irigasi dan jalan menuju lokasi lahan pertanian, masing-masing pasti akan menghambat aliran dan meningkatkan kehilangan air melalui transpirasi dan menghambat lalu lintas menuju dan dari lokasi lahan pertanian.

Jenis rumput dan tumbuhan berdaun lebar banyak yang berkerabat dekat dengan tanaman. Terdapat sebanyak kira-kira 391,000 spesies tumbuhan berpembuluh, 369.000 di antaranya merupakan tumbuhan berbunga, sebagaimana dilaporkan dalam situs Mongabay berdasarkan State of the World's Plants 2016. Menurut State of the World's Plants 2017, kurang lebih 80% dari seluruh bahan pangan asal tanaman berasal hanya 17 famili tumbuhan berbunga. Dari seluruh spesies tumbuhan tersebut, 6.400 spesies dikategorikan sebagai spesies yang mengganggu tanaman, sebagaimana didaftar dalam buku A Geographical Atlas of World Weeds oleh Holm et al. (1979), tetapi publikasi terbaru A Global Weed Compendium mendaftar lebih dari 18.500 spesies. Dari keseluruhan spesies tumbuhan pengganggu tanaman tersebut, kurang lebih 250 dipandang sebagai yang merugikan, 18 spesies di antaranya dikategorikan paling merugikan. Dari 250 spesies gulma, kurang lebih 70% tergolong dalam famili yang sama dengan 12 famili tanaman yang memasok 90% pangan dunia. Bukan hanya sefamili atau segenus, bahkan ada yang hanya beda varietas dalam satu spesies. Karena berkerabat dekat, binatang hama dan organisme patogenik pada tanaman akan menggunakan jenis-jenis rumput dan tumbuhan berdaun lebar yang sekerabat tersebut sebagai sumber makanan alternatif (inang pengganti). Untuk jenis-jenis jamur penyebab penyakit karat tertentu, jenis-jenis rumput atau tumbuhan berdaun lebar tertentu bahkan digunakan sebagai inang penggilir, yaitu inang yang diperlukan untuk pertumbuhan fase tertentu dalam daur hidupnya. 

Bayangkan apa yang terjadi bila produksi menjadi sangat menurun karena petani tidak sempat melakukan penyiangan pada tanaman jagungnya, apakah jagung yang dihasilkannya akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangganya selama setahun ke depan? Bayangkan bila danau yang semula memberikan pemandangan yang indah kemudian dipenuhi oleh berbagai jenis tumbuhan asing, apakah akan masih tetap indah? Wisatawan tidak akan lagi bersedia datang dan pendapatan masyarakat dari pariwisata menurun. Bayangkan apa yang akan dimakan ternak sapi lepas bila padang rumput bukan lagi ditumbuhi oleh rumput tumbuhan berdaun lebar yang tidak bisa dimakan oleh ternak sebagaimana yang terjadi pada padang rumput di NTT sejak tahun 1980-an. Ternak sapi akan mengalami kekurangan pakan dan pada gilirannya populasinya akan menurun. Bayangkan pula bila hutan yang semula kaya dengan berbagai jenis tumbuhan lokal tetapi kemudian menjadi didominasi oleh tumbuhan pendatang, bukan saja menjadi tidak lagi menarik melainkan dapat menimbulkan kepunahan jenis-jenis tumbuhan lokal yang penting sebagai bahan kayu bangunan, bahan obat-obatan tradisional, bahkan bahan pangan liar. Tumbuhan golongan rumput dan berdaun lebar yang tumbuh di lahan pertanian, baik yang sedang dibudidayakan maupun yang sedang tidak dibudidayakan (bera), menimbulkan dampak merugikan yang lebih luas daripada sekedar terhadap pertanian sebagaimana diuraikan dalam situs Biodiversity Australia dan situs Pemerintah Northern Territory Australia. Namun bukan berarti bahwa tumbuhan golongan rumput dan berdaun lebar semacam itu dalam lanskap pertanian semata-mata merugikan, sebagaimana diulas oleh Petit et al. (2017), banyak di antaranya bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini menyebabkan petani menghadapi pilihan yang tidak selalu mudah dalam menentukan spesies mana yang perlu diprioritaskan untuk dikendalikan.

Permasalahan oleh tumbuhan yang tumbuh bersaing dengan tanaman mencakup bukan hanya sektor pertanian, melainkan juga sektor di luar pertanian. Oleh karena itu, kerugian yang ditimbulkan menjadi sangat besar. Ironisnya, meskipun kerugian yang terjadi sedemikian besar, pemerintah di Indonesia, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, belum memberikan perhatian yang cukup serius. Pemerintah di NTT misalnya, baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota, berupaya keras menjadikan NTT sebagai provinsi ternak, tanpa mempedulikan bahwa rumput pakan ternak di seluruh padang rumput NTT telah digantikan oleh tumbuhan berdaun lebar yang tidak dapat dimakan oleh ternak. Akibatnya, meskipun populasi ternak ditargetkan meningkat, kenyataannya tidak selalu sesuai dengan target. Belum lagi jenis-jenis tumbuhan pengganggu tanaman di lahan pertanian, pengendaliannya diserahkan sepenuhnya kepada petani yang tidak sepenuhnya memahami permasalahan yang mereka hadapi, selain sekedar mengetahu bahwa kalau mereka membiarkan tumbuhan semacam itu tumbuh bersama tanaman maka tanaman dapat mengalami gagal panen atau paling tidak produksinya menurun. Begitupun, pemerintah menargetkan NTT bisa menjadi provinsi jagung dan sekaligus provinsi ternak melalui program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS).

1.1.1.2. Membaca Pustaka Wajib

Silahkan mengklik setiap tautan yang diberikan pada materi kuliah ini dan mengunduh pustaka yang disediakan dari halaman Pustaka Wajib dan membaca judul bab atau sub-bab yang berkaitan dengan materi kuliah ini. Mahasiswa wajib menyampaikan judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas. 

1.1.2. TUGAS KULIAH

1.1.2.1. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan

Setelah membaca materi kuliah ini, silahkan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal berkaitan langsung dengan materi kuliah tetapi belum diuraikan secara jelas, bukan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal yang tidak berkaitan langsung atau yang sudah diuraikan dalam materi dan juga bukan komentar dan/atau pertanyaan yang sama dengan yang sudah disampaikan oleh mahasiswa lain. Ketik komentar dan/atau pertanyaan di dalam kotak komentar yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini selambat-lambatnya sampai pada Senin, 29 Agustus 2022 pukul 24.00 WITA. Kunjungi kembali materi ini beberapa hari kemudian dan tanggapi komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh minimal satu mahasiswa lain, prioritaskan komentar dan/atau pertanyaan yang belum ditanggapi oleh mahasiswa lain. Komentar dan/atau pertanyaan yang tidak berkaitan dengan materi ini atau yang sama dengan yang telah disampaikan oleh mahasiswa lain akan diabaikan dalam penilaian. Salin (copy) komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa juga akan diminta untuk menyampaikan laporan penyampaian pertanyaan dan/atau komentar dan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain sebagai syarat mengikuti ujian tengah semester.

 

1.1.2.2. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah

Sebagai mahasiswa milenial, setiap mahasiswa tentu mempunyai akun media sosial untuk tujuan menampilkan diri. Gunakan media sosial masing-masing  untuk tujuan belajar dengan cara membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah selambat-lambatnya sampai pada Senin, 29 Agustus 2022 pukul 24.00 WITA. Catat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosial masing-masing untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa juga akan diminta menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah sebagai syarat mengikuti ujian tengah semester.

1.1.2.3. Mengerjakan Latihan Kasus

Untuk mengetahui sejauh mana guma merupakan permasalahan dalam budidaya pertanian, setiap mahasiswa wajib mencari informasi dengan mengunjungi situs:

1. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
2. Direktorat Perlindungan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura
3. Direktorat Jenderal Perkebunan
4. Badan Karantina Pertanian

Pada setiap situs, lakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mencari informasi mengenai permasalahan gulma yang tersedia pada setiap situs dengan cara melakukan penelusuran (browsing), yaitu dengan mengklik berbagai tautan (link)yang tersedia pada setiap situs.
2. Mencari informasi mengenai permasalahan gulma yang tersedia pada setiap situs dengan cara melakukan pencarian (searching), yaitu dengan mengetikkan kata gulma di dalam kotak pencarian situs.
3. Mencari dengan cara butir 1 dan cara butir 2 sampai ditemukan beberapa halaman tulisan yang memuat informasi mengenai permasalahan gulma.
4. Mencari informasi mengenai permasalahan gulma dengan cara melakukan pencarian (searching) di layanan pencarian Google dengan mengetikkan kata "berita koran gulma" dan "berita koran tumbuhan pengganggu" sampai ditemukan halaman tulisan yang menguraikan permasalahan gulma sebagaimana yang telah Anda pelajari pada materi kuliah sampai diperoleh minimal 5 halaman tulisan yang menguraikan mengenai permasalahan gulma.
5. Setiap kali menemukan halaman tulisan, catat judul tulisan, tautan tulisan, dan buat ringkasan isi tulisan dalam tabel Excel dan kemudian simpan file dengan nama file IG_Tugas01_namamahasiswa lalu simpan file dengan menggunakan layanan penyimpanan file daring Google Drive. 

Selanjutnya, berdasarkan pada informasi yang diperoleh, silahkan jawab pertanyan-pertanyaan berikut ini:

1. Ubah akses file tabel Excel yang sudah diunggah ke Google Drive dari akses Terbatas menjadi akses Siapapun yang mempunyai link dan kemudian salin tautan lalu tempel tautan untuk menjawab pertanyaan ini.
2. Pada situs mana tersedia informasi yang paling banyak mengenai permasalahan gulma dan halaman tulisan yang tersedia apakah memuat informasi mengenai: (a) kerugian yang ditimbulkan oleh gulma, (b) biologi gulma, atau (3) cara pengendalian gulma?
3. Apakah ada situs yang memuat sangat sedikit informasi atau bahkan sama sekali tidak menyediakan informasi mengenai gulma? Jika demikian, jelaskan sejauh mana pemerintah memandang gulma sebagai golongan OPT yang penting dalam budidaya pertanian.

Laporan disampaikan oleh setiap mahasiswa sebagai laporan perseorangan, bukan sebagai laporan kelompok. Tugas kuliah ini merupakan bagian 1 dari Pembelajaran Kasus I yang akan dilanjutkan pengerjaannya pada bagian 2 pada kuliah minggu berikutnya.

1.1.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, silahkan lakukan sebagai berikut:

1. Manandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Rabu, 24 Agustus 2022 pukul 24.00 WITA dan memeriksa daftar hadir untuk memastikan;
2. Memasukkan Laporan Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Senin, 29 Agustus 2022 pukul 24.00 WITA dan memeriksa hasil pemasukan laporan untuk memastikan.

Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Perkuliahan dan Laporan Melaksanakan Perkuliahan akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.

*****

Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan: 23 September 2018

Diperbarui terakhir pada: 20 Agustus 2021

Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.